REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Kota Mataram akan merevitalisasi kawasan Pantai Ampenan. Pantai yang berada tak jauh dari pusat Kota Ampenan ini merupakan salah satu tempat hiburan favorit bagi warga Kota Mataram, maupun wisatawan yang datang ke Lombok.
Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Tua Ampenan (Balok Tuan) Yusril Arwan mengatakan, program revitalisasi Pantai Ampenan akan dilakukan pada tahun ini melalui Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram.
Yusril menjelaskan, Pantai Ampenan juga memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi mengingat posisinya yang berada di kawasan Kota Tua Ampenan. Dulunya, Pantai Ampenan merupakan pelabuhan perdagangan terbesar di Lombok, dan menjadi satu-satunya pintu masuk ke NTB.
Tak heran, kata Yusril, jika kini dapat dijumpai ragam kultur di kawasan ini, mulai dari kampung Arab, kampung Cina, kampung Banjar, dan kampung Bugis yang hidup berdampingan dengan penduduk asli Pulau Lombok yakni Suku Sasak. Oleh karenanya, Kota Tua Ampenan juga dikenal sebagai miniaturnya Indonesia dan bisa menjadi contoh akan kebinekaan.
Meski tak pernah sepi dari pengunjung, Pemkot Mataram terus berinovasi melakukan pembenahan di segala lini agar Pantai Ampenan bisa menjadi destinasi wisata unggulan di Pulau Lombok.
Revitalisasi Pantai Ampenan, kata dia, akan terbagi menjadi tiga sektor yakni, sektor penataan infrastruktur, penataan sumber daya manusia (sdm), dan penataan objek wisata. "Sejumlah kios yang sudah ada saat ini akan dibongkar dan ditata lebih baik lagi menjadi seperti pusat kuliner, toko oleh-oleh, dan kedai kopi yang menarik," ujar dia kepada Republika di Mataram, Selasa (14/3).
Selain itu, aspek kebersihan dan kenyaman juga akan ditingkatkan dengan menaruh lebih banyak tempat sampah di sekitar kawasan.
Pemkot Mataram juga akan memberikan pemahaman kepada sekitar 50 pelaku UMKM di kawasan Pantai Ampenan untuk meningkatkan produk dan kualitas pelayanan. Termasuk juga mengurus sertifikasi halal dari MUI mengingat Lombok kini dikenal sebagai daerah wisata halal.
Selain itu, Balok Tuan juga akan menggandeng Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) NTB agar melatih pemuda sekitar untuk bisa menjadi guide yang nantinya menjelaskan sejarah dan keunikan kawasan Kota Tua Ampenan kepada wisatawan yang datang. "Kita harap ini juga bisa menjadi contoh bagi penataan pantai di NTB," katanya menambahkan.