REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI - Juara Olimpiade Inggris, Mo Farah, mendukung penggalangan dana yang diselenggarakan pada Rabu (15/3). Penggalangan dana yang dilakukan atas inisiatif Disasters Emergency Committee (DEC) itu dilakukan untuk membantu lebih dari 16 juta orang yang menghadapi kelaparan di Afrika Timur, termasuk Somalia, Sudan Selatan, Kenya, dan Ethiopia.
Berikut ini adalah beberapa fakta tentang krisis di Afrika Timur, dilansir laman Reuters:
- Lebih dari 16 juta orang tidak tahu bagaimana mereka bisa menemukan makanan dan anak-anak menghadapi resiko kematian karena kelaparan.
- Hujan pada musim semi mendatang diperkirakan akan turun dalam curah hujan yang sangat rendah. Dengan demikian, orang-orang akan membutuhkan air, makanan, dan bantuan darurat lainnya di sepanjang 2017.
SUDAN SELATAN
- Sudan Selatan menghadapi krisis pengungsi terbesar di Afrika. Tiga juta penduduknya kehilangan tempat tinggal akibat perang sipil di negara termuda di dunia itu.
- Lebih dari 100 ribu penduduk Sudan Selatan mengalami kelaparan dan lebih dari satu juta lainnya berada di ambang kelaparan.
- Hampir lima juta orang, atau lebih dari empat dari 10 penduduk, kekurangan makanan dan air.
- Para pekerja kemanusiaan sulit mencapai lokasi kekeringan karena banyaknya bentrokan, penolakan akses di pos pemeriksaan, dan penjarahan.
SOMALIA
- Di wilayah Somalia yang dilanda perang, lebih dari enam juta orang tidak memiliki akses terhadap makanan dan ada 360 ribu anak yang menderita kekurangan gizi akut.
- Para ahli memperingatkan, bencana kelaparan kali ini akan seperti bencana kelaparan pada 2011, yang menewaskan 260 ribu orang.
ETHIOPIA
- Di Ethiopia, 5,6 juta orang membutuhkan bantuan pangan darurat karena kekeringan ekstrim dan angka ini kemungkinan akan meningkat.
- Sebanyak tiga juta anak-anak dan wanita hamil diproyeksikan akan mengalami kekurangan gizi pada Mei mendatang.
KENYA
- Di Kenya, sebanyak 2,7 juta orang membutuhkan bantuan pangan karena kekeringan, terutama di daerah gersang.
- Pemerintah Kenya menyatakan kekeringan sebagai bencana nasional pada Februari lalu.