REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas memberikan penghargaan tertinggi Palestina untuk Rima Khalaf. Khalaf merupakan pejabat senior PBB yang mengundurkan diri pada Jumat lalu karena didesak untuk menarik laporannya perihal Israel yang menciptakan sebuah negara apartheid.
Seperti dilaporkan Aljazeera, media setempat memberitakan bahwa Presiden Palestina telah berbicara dengan Khalaf melalui telepon dan memberinya Medal of Honour tertinggi berkat keberanian dan dukungannya untuk Palestina. Sebuah pernyataan mengatakan bahwa Abbas menekankan kepada Khlaf bahwa rakyat Palestina menghargai posisi kemanusiaan dan nasionalnya.
Sebelumnya Khalaf mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pejabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB dan sekretaris eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia Barat (ESCWA). Ia memutuskan mengundurkan diri setelah laporannya yang menyebut Israel memberlakukan rezim apartheid dan menindas rakyat Palestina dihapus dari situs ESCWA.
Anggota Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (ILO) Hanan Ashrawi menilai, laporan yang dibuat Khalaf merupakan sebuah langkah kebenaran dan harus dipulihkan. "Alih-alih menyerah pada pemerasan politik atau memungkinkan dirinya untuk disensor dan diintimidasi oleh pihak ekstrenal, PBB harus mengutuk tindakan yang dijelaskan dalam laporan dan tahan Israel bertanggung jawab," ucap Ashrawi.
Juru Bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric mengatakan, bahwa kesalahan Khalaf tidak terletak pada laporan yang dibuatnya. Tetapi disebabkan kegagalannya mengikuti prosedur yang diperlukan sebelum sampai tahap publikasi.
"Sekretaris Jenderal tidak dapat menerima bahwa di bawah sekretais jenderal atau pejabat senior PBB lainnya yang melaporkannya akan mengizinkan publikasi dengan nama PBB, di bawah logo PBB, tanpa berkonsultasi dengan departemen yang kompeten dan bahkan dirinya sendiri," tutur Dujarric.
Menanggapi penganugerahan kehormatan untuk Khalaf oleh Abbas, juru bicara Perdana Menteri Israel Ofir Gendelman mengatakan, bahwa Abbas telah melancarkan perang diplomatik terhadap Isrel. Ia juga mengkritisi laporan yang dibuat Khalaf sebagai sebuah laporan palsu dan mengandung fitnah. Selain Israel, Amerika Serikat juga menuntut agar laporan yang dibuat Khalaf ditarik dari peredaran.