Rabu 22 Mar 2017 18:48 WIB

JK Harap Pendidikan Indonesia Bisa Lebih Berkembang

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andi Nur Aminah
                        Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Teknologi Rajamangala di Thailand, Rabu (22/3).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Teknologi Rajamangala di Thailand, Rabu (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Rajamangala University of Technology of Isan (RMUTI), Thailand, Rabu (22/3)‎. Penghargaan ini diberikan untuk penghormatan pada Jusuf Kalla terkait dengan aksi perdamaian yang selalu dia serukan.

Dengan penganugerahan yang diterima Jusuf Kalla (JK), dia melihat bahwa pendidikan adalah faktor penting untuk memajukan sebuah negara. Terlihat dari Universitas Teknologi Rajamangala yang merupakan salah satu universitas terbaik dan terbesar di Thailand. Sistem pendidikan di Universitas ini sangat mendukung, yang kemudian mampu menghasilkan jebolan-jebolan handal di bidangnya masing-masing.

"Kenapa Industri Thailand dan manufakturnya lebih maju? Itu karena bergantung juga pada kualitas anak mudanya. Nah mereka (dunia pendidikan) mempersiapkan hal itu dengan baik," kata Jusuf Kalla usai menerima penghargaan Gelar Doktor Honroris Causa, Rabu (22/3).

Menurutnya, perbaikan sistem vokasional sangat penting. Mengkombinasikan antara pendidikan politik dan universitas merupakan hal yang harus terus diperbaiki sehingga lulusan dari perguruan tinggi mampu memiliki standar dalam mengembangkan teknologi dan perekonomian.

Untuk meningkatkan standarisasi, dia mengatakan, kerja sama dengan pihak industri bisa menjadi salah satu akses. Melalui kerja sama tersebut perguruan tinggi bisa mengetehui kebutuhan industri ke depan yang kemudian diajarkan kepada mahasiswa sehingga ketika lulus mereka bisa langsung terserap masuk ke dunia industri.

"Teknologi kan berkembang terus. Jadi memang harus ada pengembangan, bagaimana agar terus berkembang sesuai industri. Kerja sama industri paling harus diperbanyak, pemagangan juga," kata JK. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement