REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebanyak 600 juta anak, atau satu dari empat anak di dunia, akan tinggal di daerah tempat sumber air sangat terbatas sampai 2040. Demikian laporan yang disiarkan UNICEF pada Rabu (22/3), untuk memperingati Hari Air Dunia.
Laporan tersebut, yang diberi judul Thirsting for a Future: Water and Children in a Changing Climate, meneliti ancaman terhadap kesejahteraan dan kehidupan anak kecil akibat sumber air aman yang terkuras dan perubahan iklim akan menambah besar risiko itu dalam beberapa tahun ke depan.
Sebanyak 36 negara saat ini menghadapi tingkat tekanan air yang sangat tinggi, demikian laporan Xinhua, Kamis (23/3). Itu terjadi ketika permintaan akan air jauh melebihi pasokan terbarukan yang tersedia.
Pertumbuhan penduduk, peningkatan konsumsi air, dan permintaan yang lebih tinggi akan air, yang kebanyakan terjadi akibat industrialisasi dan urbanisasi, menyedot sumber air di seluruh dunia. Laporan tersebut juga mengatakan, konflik di banyak belahan dunia juga mengancam akses anak-anak ke air yang aman.