Kamis 23 Mar 2017 09:42 WIB

Menpar: Indonesia Butuh Platform Online untuk Transportasi Manual

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Angga Indrawan
Menteri Pariwisata, Arief Yahya (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pariwisata, Arief Yahya (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan aksi demonstrasi memprotes keberadaan transportasi online bermunculan di berbagai kota. Hal ini juga terjadi di sektor pariwisata di mana asosiasi travel dan perjalanan (travel agent) konvensional atau manual juga memprotes travel agent online.

"Munculnya transportasi online dan travel agent online ini adalah keniscayaan. Yang harus dilakukan bukan melarang online travel agentnya, tapi menyediakan online travel platform untuk para manual travel agent," kata Arief dalam Workshop The Use of Mobile Positioning Data for Tourism Statistic di Nusa Dua, Bali, Kamis (23/3).

Arief mengatakan masyarakat Indonesia perlu mengadopsi dunia digital sebab tipe dan layanan konsumen sudah berubah. Mantan Presiden Direktur Telkom ini mencontohkan PT Telkom yang mendata 124 ribu warung telkom (wartel) tutup karena sistemnya manual.

"Wartel saat ini sudah tidak relevan sebab orang-orang sudah menggunakan mobile phone untuk berkomunikasi," katanya.

Kehadiran transportasi online di berbagai daerah, terutama ojek online sering menimbulkan permasalahan dengan moda transportasi konvensional. Pengemudi taksi dan tukang ojek online bentrok di Solo. Hal serupa dan masih terus berlangsung terjadi di Bogor di mana ribuan supir angkot mogok massal memprotes keberadaan tukang ojek online.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement