REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Sandiaga Uno meminta aparat harus netral dan independen saat Pilkada DKI Jakarta. Sandi berharap tidak ada kecurangan dalam bentuk apapun saat pencoblosan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta pada 19 April mendatang.
"Saya percaya semua aparat itu netral dan independen," kata Sandiaga di Cianjur, Kamis (23/3).
Hal tersebut terkait potensi kecurangan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang saat ini menjadi tema sentral, katanya. "Kami ingin tiga hal dalam pemilu 19 April 2017, satu adalah jujur jadi ini yang kita usung kejujuran jangan pakai hoax, kalau mau menang ya pakai program, kedua adalah adil aparatnya, dan ketiga demokratis," kata Sandiaga.
Pasangan dari Calon Gubernur Anies Baswedan yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berharap demokratis artinya yang punya hak yang bisa memilih yang nggak punya hak jangan ikut-ikutan memilih.
"Nah sekarang kita lihat, kita khawatirkan oleh 'move-move' ada pertemuan rahasia setelah itu ada e-KTP yang diterbitkan. Setelah itu ada lagi sinyalemen nggak perlu bawa kartu keluarga cukup e-KTP ini yang membuat masyarakat resah," kata Sandiaga.
Dia tidak berprasangka buruk, tapi melakukan penggalangan saja agar semua warga untuk mengawal masing-masing mulai dari TPS.
"Supaya tidak ada kecurangan nanti di 19 April, karena ini mencederai amanah warga Jakarta yang ingin pemilu itu menghasilkan pemimpin baru yang sudah lama ditunggu oleh warga Jakarta yang sudah lelah sekali terbelah dan terkotak," kata Sandiaga.
Pada putaran kedua pilkada DKI Jakarta pasangan Anies Baswedan- Sandiaga Uno lolos ke putaran kedua bersama pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.