REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Sebelum tragedi di London, Khalid Masood hanya dianggap sebagai kriminal yang tak begitu berbahaya oleh intelijen. Masood merupakan warga Inggris asli. Ia pernah muncul dalam investigasi terorisme sebelumnya dan menjadi perhatian agen mata-mata MI5 Inggris.
Akan tetapi, Masood tak terindikasi melakukan aksi terorisme. Ia pun dibiarkan hingga terjadi serangan di Westminster. Aksi terornya menewaskan empat orang dan melukai 40 orang lainnya.
Polisi Senior Kontra Terorisme Mark Rowley mengatakan aparat tengah memusatkan investigasi pada motif Masood melakukan serangan tersebut. "Kami juga berusaha mencari tahu bagaimana ia beroperasi dan asosiasinya," katanya, Jumat, (25/3).
Sumber dari Pemerintah Eropa yang familiar dengan investigasi Masood mengatakan intelijen Inggris tak memiliki informasi secuilpun mengenai latar kekejian Masood di London.
Sementara itu, Kedutaan Besar Arab Saudi di London mengungkapkan informasi yang dimilikinya tentang Masood. Pria itu pernah menetap selama November 2005 hingga April 2008. Di sana, ia bekerja sebagai guru bahasa Inggris.
Masood juga pernah berkunjung ke Arab pada Maret 2015. Namun, tak ada satupun aktivitasnya yang memancing perhatian aparat.
Seorang sumber dari Pemerintah AS mengatakan meskipun asosiasi Masood termasuk orang-orang yang dinilai mau pergi untuk bergabung dengan milisi di luar negeri namun sesungguhnya Masood tak pernah ke luar negeri untuk bergabung dengan milisi tertentu.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di Westminster. Namun, tak pula jelas hubungannya dengan Masood.