REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Mahyudin membandingkan saat situasi saat Akbar Tandjung ditahan karena Buloggate dengan Setya Novanto di kasus dugaan korupsi KTP elektronik.
Mahyudin mengatakan Partai Golkar akan tetap solid untuk tidak melakukan munaslub, dan percaya kepengurusan Partai Golkar di bawah Ketua Umum Setya Novanto. Mahyudin membandingkan situasi saat ini dengan kejadian hampir serupa terjadi di Partai Golkar beberapa tahun silam saat diketuai Akbar Tandjung.
"Golkar biasa aja jatuh bangun tuh, dinamika Partai Golkar. Dulu juga zaman Pak Akbar Tanjung kita pernah mengalami yang segini. Bahkan lebih parah saya kira ya. Waktu itu kasus Bulog Gate, Pak Akbar sempat masuk tahanan, sempat didakwa bersalah. Dulu tidak ada tuh kita berpikir munaslub, apalagi sekarang kan masih jauh lah," kata Mahyudin.
Sebelumnya diketahui, GMPG resah dengan disebutnya sejumlah nama kader Golkar dalam dakwaan perkara KTP-el. Sejumlah kader pun mengusulkan dilakukan Munaslub guna mencari sosok pemimpin yang baru jika Setya Novanto ditetapkan tersangka oleh KPK.
Mahyudin menilai adanya suara usulan Munaslub Partai Golkar adalah hal yang biasa terjadi di tubuh Partai Golkar. "Ya itu biasa, ada aspirasi di beberapa orang dari yang mengatasnamakan pemuda Partai Golkar, tapi pemuda Partai Golkar kan banyak, mayoritas sih tidak ada yang bersuara seperti itu," ujarnya.