Senin 27 Mar 2017 21:30 WIB

Masjid Jogokariyan, Contoh Rumah Ibadah Mandiri

Rep: Wahyu Suryana, Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
 Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Foto: masjidjogokariyan.com
Masjid Jogokariyan Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, juga sudah mencontohkan betapa rumah peribadatan bisa mandiri. Tim manajemen Masjid Jogokariyan, Suharyanto, mengatakan, masjid ini mampu mandiri secara ekonomi. Beberapa usaha dibukanya, seperti penginapan dan menyewakan ruang pertemuan. Selain itu, di masjid ini dibangun Islamic Center yang digunakan sebagai tempat segala aktivitas pelayanan kepada jamaah.

Menurut Suharyanto, penginapan yang dibangun dengan 11 kamar mampu mengumpulkan laba setiap tahunnya sebesar Rp 30-35 juta. Harga kamar dipatok Rp 150 ribu untuk regular dan Rp 250 ribu untuk kamar keluarga. "Kita kan selama ini banyak kunjungan dari luar daerah sekalian studi banding, tamunya bisa sekalian menginap," ujar Suharyanto kepada Republika, Rabu (22/3).

Pendapatan dari penyewaan penginapan tersebut dikelola untuk peningkatan sarana dan prasarana fisik. Penginapan yang baru digunakan pada tahun 2012 itu didirikan atas dana gabungan dari masyarakat dan usaha masjid sebelumnya. Kendati demikian, masyarakat tidak dipaksa untuk memberikan sumbangan. Sumbangan dari jamaah bersifat sukarela.

Penginapan tersebut, Suharyanto mengatakan, dikelola oleh bagian rumah tangga masjid. Pihak masjid juga akan menghubungkan kepada masyarakat apabila ada tamu yang ingin memesan suvenir seperti kaos bertuliskan masjid Jogokariyan. Suharyanto menegaskan, sinergi antara masjid dan masyarakat terjalin dengan semakin berkembangnya masjid yang mulai dibangun pada tahun 1966 dan digunakan di tahun 1967 tersebut.

Suharyanto bersyukur masjid Jogokariyan mampu berkontribusi kepada masyarakat dalam meningkatkan pendapatan meskipun tidak besar. Misalnya, ketika ada studi banding yang sekaligus menginap di penginapan milik masjid mereka bisa membeli katering ke warga setempat.

Selain itu, masjid Jogokariyan juga mempunyai program pemberian modal usaha kepada warga kategori fakir miskin sebesar Rp 1-2 juta rupiah. "Pengembalian terserah gak dikembalikan gak apa-apa dengan syarat satu masuk fakir atau miskin karena diambil dana zakat dana zakat untuk pemberdayaan," kata Suharyanto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement