REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono memberi julukan gerakan tanam cabai sebagai gerakan cabainisasi. Ia memastikan warga akan mendapatkan bibit cabai dari Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinas KPKP) pada pekan depan.
Ia juga mengatakan ada 14 lokasi lahan yang dikelola oleh Dinas KPKP. Total dari 14 lokasi tersebut adalah delapan hektare dan sudah ditanami oleh pohon cabai.
"Ini laporannya ya. 18 ribu pohon (cabai) dengan luas 1,5 hektare akan diteruskan hingga 30 hektare. Kemudian yang dikelola oleh warga diperkirakan empat sampai enam pohon (dari bibit yang diberikan oleh Dinas KPKP)," ujar Sumarsono di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (29/3).
Bibit cabai tersebut, Sumarsono menuturkan, akan diberikan secara gratis. "Kalau nggak punya lahan (bisa) untuk di pralon atau pot-pot. Bayangkan saja kita mau makan nasi, usus, tempe, kurang cabai tinggal ngambil di depannya," katanya.
Selain itu menurut Sumarsono, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI Jakarta) tidak bisa sendirian dalam menjalankan gerakan cabainisasi. Sebab harus ada dukungan dari Balai Pengembangan Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian RI untuk mengawasi kualitas bibit tanaman.
Pemprov DKI Jakarta juga dibantu melalui ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga. "Itu sudah mensosialisasikan melalui gerakan PKKnya, nyambung ke dasawisma, ke bawah dia akan memberikan pembagian bibit bersama-sama dan penyuluhan. Saya kira kita mulai dengan gotong royong untuk cabainisasi," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Biro Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan pihaknya membuat surat edaran untuk gerakan menanam cabai di setiap rumah. Hal ini bertujuan untuk menekan inflasi pangan di DKI Jakarta.