REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Produksi Film Negara (PFN) kembali meluncurkan tayangan anak-anak serial 'Si Unyil'. Namun, berbeda dengan yang pernah dibuat pada era 80an, kali ini PFN membuat serial anak-anak 'Si Unyil' dalam format animasi, tepatnya dalam teknologi animasi tiga dimensi (3D).
Memang, serial Si Unyil merupakan serial televisi anak-anak yang pertama dibuat oleh PFN dalam format boneka. Serial Si Unyil pertama kali ditayangkan di TVRI pada 5 April 1981 hingga 2002. Akhirnya, PFN dengan bekerjasama dengan PT Telkomsel Indonesia memproduksi kembali serial Si Unyil dengan judul 'Petualangan Si Unyil'.
Sama seperti format boneka, seria Si Unyil kali ini juga tetap mengambil tema peristiwa sehari-hari dan mengetengahkan nilai-nilai persahabatan, keriangan, dan kesetiakawanan di dunia anak-anak. 'Si Unyil' dipilih lantaran telah memiliki karakter yang kuat di tengah masyarakat. Peluncuran serial animasi 'Petualangan Si Unyil' ini pun berbarengan dengan peringatan Hari Film Nasional (HFN) pada 30 Maret 2017.
Menurut Direktur Utama (Dirut) PFN, Abduh Azis, dengan pergantian format ini diharapkan Si Unyil memiliki daya tarik baru untuk kembali ditonton oleh anak-anak. ''Terlebih melihat fakta saat ini, banyak tontonan anak-anak yang masih berasal dari luar negeri,'' kata Abduh kepada wartawan saat peluncuran serial animasi 'Petualangan Si Unyil' di Kompleks Studio PFN, Jalan Otista Raya, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (30/3).
Abduh mengakui, memang ada sejumlah perubahan di serial Si Unyil saat ini dibanding pada format sebelumnya. Namun, Abduh memastikan, perubahan ini tetap disesuaikan dengan konteks-konteks keindonesiaan saat ini. Selain itu, sejumlah karakter-karakter sentral di serial Si Unyil tetap dipertahankan, seperti Pak Ogah, Usro, dan Cuplis.
Lebih lanjut, Abduh menuturkan, seringkali film-film animasi berisi cerita-cerita orang dewasa. Abduh pun memastikan, isi cerita serial 'Petualangan Si Unyil' akan berisi tentang cerita anak-anak. Selain faktor promosi, ujar Abduh, hal ini pun dapat menjadi salah satu kelebihan dan faktor yang dikedepankan serial 'Petualangan Si Unyil' agar bisa terus bertahan dan mendapatkan penonton. ''Kekuatan film animasi itu di cerita. Jadi kalau ceritanya menarik dan bisa langsung masuk ke anak-anak. Saya pikir, dia (Si Unyil) akan langgeng,'' tutur Abduh.
Dalam memproduksi serial animas 'Petualangan Si Unyil', PFN bekerjasama dengan tujuh studio animasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Langkah ini, kata Abduh, juga sebagai sarana untuk memberi capacity building terhadap studio-studio animasi di Indonesia.
Secara khusus, Abduh pun berharap, kehadiran serial animasi 'Petualangan Si Unyil' bisa diterima oleh masyarakat luas, terutama keluarga Indonesia. ''Selain itu, semoga tayangan ini bisa menjadi semacam milestone kebangkitan PFN,'' tutur Abduh.
Serial animasi 'Petualangan Si Unyil' telah diproduksi sebanyak 13 episode, yang masing-masing berdurasi 22 menit. Tiap episode terdiri dari dua cerita. Saat ini, serial animasi 3D 'Petualangan Si Unyil' baru di Usee TV, yang merupakan layanan TV berbayar Indihome milik Telkomsel. Kemudian rencananya akan dilanjutkan ke free air TV yang akan disiarkan secara nasional.
Sementara Plt Direktur Digital dan Strategic Portofoli yang juga menjabat Direktur Keuangan Telkom, Harry M Zen, menyatakan, produksi serial Petualangan Si Unyil dalam format animasi 3D ini merupakan langkah sinergi BUMN, dalam hal ini sinergi Telkom dengan PFN. Selain itu, Harry menuturkan, Telkom merasa bangga ikut terlibat dalam proyek ini, yang disebut sebagai culture project.
''Sebagai perusahaan telekomunikasi digital, Telkom mendukung penuh pengembangan industri kreatif di Indonesia. Selain itu. Kami juga terus mengupayakan agar konten-konten lokal bisa menjadi tuan rumah di Indonesia, terlebih di era globalisasi,'' ujar Hary.