REPUBLIKA.CO.ID, MOCOA - Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengatakan puluhan anak-anak turut menjadi korban bencana tanah longsor yang terjadi di Mocoa. Total korban tewas telah melampaui 250 orang, dengan ratusan lainnya luka-luka.
Hujan deras membanjiri Mocoa sejak Sabtu (1/4). Lumpur dan bebatuan mengubur belasan wilayah di kota itu dan memaksa ratusan ribu warganya untuk meninggalkan rumah mereka. "Sampai kami mendapatkan korban terakhir yang diidentifikasi, kami tidak akan berhenti," kata Presiden Santos, dikutip BBC.
Dia mengatakan, dari 170 korban tewas yang telah diidentifikasi, 44 diantaranya adalah anak-anak. Militer Kolombia melaporkan, sebanyak 200 orang dinyatakan hilang dalam bencana itu.
Sebuah rekaman video dari Mocoa menunjukkan sejumlah warga menangisi daftar anak hilang yang ditempel di papan pengumuman. "Kami telah kehilangan seorang bayi. Seorang bayi kecil yang tidak dapat kami temukan di mana saja," kata seorang warga.
Seorang perempuan juga mengatakan, dia merasa putus asa setelah lama mencari dua putri dan satu cucunya. "Apakah mereka hidup atau mati, saya hanya ingin melihat mereka," katanya sambil menangis.
Jumlah korban tewas masih sulit dipastikan selama operasi penyelamatan masih berlangsung. Media lokal bahkan memperkirakan korban tewas dapat mencapai 300 orang.
Direktur Unit Manajemen Risiko Bencana Nasional Kolombia mengatakan, curah hujan yang tinggi telah menyebabkan sungai-sungai meluap. Air bah kemudian membawa lumpur dan bebatuan yang menghantam bangunan warga.
Seorang pejabat senior PBB di Kolombia, Martin Santiago, menyalahkan perubahan iklim sebagai penyebab bencana itu. Ia mengatakan intensitas hujan yang sangat besar memberikan efek alami di wilayah Mocoa.
Sedangkan Mantan Menteri Lingkungan, Adriana Soto, mengatakan deforestasi juga memainkan peran dalam bencana. "Ketika tanah menjadi gundul, mereka akan terpecah. Seolah-olah kita menghapus perlindungan untuk menghindari tanah longsor," kata dia.
Pada November lalu, sembilan orang tewas di kota El Tambo, sekitar 140km dari Mocoa, karena tanah longsor yang diikuti hujan lebat. Kurang dari sebulan sebelum itu, tanah longsor juga menewaskan beberapa orang di Medellin.