REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Manager Persib Bandung Umuh Muchtar bercerita mengenai perjalanan Persib yang sempat dilanda krisis finansial pada medio 2009-2010, hingga menjadi tim profesional di Indonesia tanpa mengandalkan biaya apapun dari pemerintah kota.
"2009-2010 mutlak tidak ada APBD. Waktu itu tinggal lima hari lagi (pendaftaran klub) Wali Kota Dada Rosada di demo oleh bobotoh. Mereka menuntut wali kota supaya tetap daftar ke PSSI, kalau tidak degradasi," ujar Umuh saat menyampaikan sambutannya dalam peluncuran tim di Persib di Stadion Siliwangi.
Umuh mengatakan, dengan modal nekat dan statusnya sebagai bobotoh yang tek rela Persib degradasi, ia mencoba mengambil alih kepengurusan Persib yang saat itu masih dipegang oleh Pemkot Bandung.
"Enam sampai tujuh bulan berjalan, saya dikenalkan Pak Dede Yusuf kepada Pak Glen Sugita. Dalam waktu satu bulan mondar-mandir pulang pagi, meyakinkan ke Pak Glen bahwa Persib adalah tim besar," kata dia.
Setelah perjuangan kerasnya meyakinkan pengusaha tersebut, akhirnya Persib lepas dari masalah finansial untuk mengarungi kompetisi liga Indonesia tanpa mengandalkan dana dari APBD. "Akhirnya Persib menjadi tim yang sekarang, menjadi tim profesional dan mampu mendatangkan pemain dunia (Michael) Essien dan (Carlton) Cole," kata dia.
Umuh menyebut, kesuksesan ini tidak dapat dilepaskan dari peran bobotoh yang selalu mendukung dan loyal terhadap Persib. "Tanpa bobotoh, Persib tak akan juara. Saya bangga," ujarnya.