REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Di Kota Cambridge, Inggris, ada sebuah masjid yang menjadi pusat kegiatan umat Islam di kota tersebut. Masjid tersebut adalah Masjid Abu Bakar Assidiq. “Masjid Abu Bakar Assidiq Cambridge sangat welcome kepada setiap Muslim yang berkunjung ke Kota Cambridge dan mampir ke masjid tersebut untuk melaksanakan ibadah,” kata Haposan Andi, guru Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/4/2017).
Haposan Andi dan Iryanto Yossa menjadi guru pendamping siswa Sekolah Bosowa -- yakni SBBI, Sekolah Bosowa Al Azhar Cilegon dan Bosowa International School Makassar -- saat melaksanakan homestay di Cambridge, Inggris, 11-26 Maret 2017. Selama pelaksanaan homestay di Kota Cambdrige tersebut, para siswa SBBI melaksanakan shalat Zhuhur dan Ashar jamak-qashar di masjid tersebut.
“Tak hanya itu. Pengurus Masjid Abu Bakar Assidiq Cambridge mengundang siswa kami untuk audiensi dengan mereka, seusai shalat Jumat. Sambutan mereka sangat ramah. Mereka bahkan menyiapkan makan siang untuk siswa kami,” ujar Andi.
Andi menyebutkan, pengurus Masjid Abubakar Sidiq Cambridge berasal dari berbagai bangsa. Misalnya, Maroko, India, Bangladesh, dan Iran. Salah satunya adalah Managing Director Cambridge Islamic College adalah Faisal Mohammed.
Selama audiensi tersebut, kata Andi, pengurus Masjid Abu Bakar Assidiq Cambridge bercerita tentang sejarah maupun berbagai aktivitas rutin yang digelar di masjid tersebut. “Para siswa kami pun sangat antusias dan berkali-kali mengajukan berbagai pertanyaan seputar sejarah dan akvititas masjid tersebut. Diskusinya sangat hidup,” tutur Andi.
Dalam kesempatan tersebut, kata Andi, Faisal mengungkapkan, Masjid Abu Bakar Assidiq Cambridge rutin menggelar kegiatan ibadah maupun kajian yang sifatnya terbuka untuk umum. “Kegiatan utama adalah shalat fardhu berjamaah dan shalat Jumat. Selain itu, ada pula beberapa kajian,” ujar Andi.
Andi mengemukakan, setiap hari di Masjid Abu Bakar Assidiq Cambridge ada program kajian. Misalnya masalah ibadah, pengenalan sirah nabawiyah, ekonomi Islam.
Kajian tersebut ada yang dilaksanakan pada waktu Dhuha (sekitar 09 pagi), ada pula yang dilaksanakan ba’da Maghrib. Lama kajian sekitar satu jam. “Adapun nara sumbernya terutama adalah pengurus, imam dan pendiri masjid,” papar Andi.
Ada kelas wanita dan kelas pria. “Pria di lantai bawah. Wanita di lantai atas,” tutur Haposan Andi.