REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lahan sub optimal di Indonesia sangat luas yaitu 123,1 juta hektar, dimana 33,4 juta hektar merupakan lahan rawa pasang surut. Jika lahan sub optimal tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal, akan mempunyai peranan penting dalam mendukung swasembada pangan nasional.
"Indonesia saat ini tidak lagi punya banyak pilihan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, selain memanfaatkan lahan-lahan suboptimal yang masih tersedia dan memungkinkan untuk dikelola sebagai lahan produksi pangan," ujar Kepala Balai Penelitian Tanaman Palma, Dr.Ir. Ismail Maskromo, MSi.
Varietas yang dapat dimaksimalkan dan dikembangkan di lahan pasang surut di Indonesia adalah Kelapa Sri Gemilang, salah satu varietas kelapa Dalam asal Kabupaten Indragiri Hilir.
Ismail mengatakan, produksi setara kopra kelapa Dalam Sri Gemilang asal Indragiri Hilir adalah lebih dari 3 ton kopra per hektar per tahun. Potensi benih yang dapat diperoleh adalah rata-rata 39.200 butir per tahun.
"Jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan benih untuk pengembangan atau peremajaan kelapa seluas 196 hektar per tahun," ujar Ismail.
Kelapa Dalam Sri Gemilang memiliki kualitas daging buah yang baik yaitu kadar minyak 65,19 persen, protein 8,96 persen, galaktomanan 1,7 persen, dan fosfolipid 0.04 persen.
Kadar minyak, protein, dan galaktomanan lebih tinggi dari sebagian besar varietas unggul kelapa yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai varietas unggul.
Sedangkan kadar fosfolipid lebih rendah atau sama dengan varietas unggul lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis kualitas daging buah kelapa, maka kelapa Dalam Pasang Surut ini memiliki keunggulan produksi tinggi, kadar minyak tinggi, dan adaptif pada lahan pasang surut.
"Kelapa Sri Gemilang telah dinyatakan Lulus pada Ujian Pelepasan Varietas Unggul Tanaman Perkebunan oleh Tim Penguji Pelepas Varietas Tanaman Perkebunan di Lampung pada tahun 2016," ujar Ismail.