REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Barat membuat resolusi PBB untuk mengutuk serangan gas beracun terhadap warga Suriah. Mereka menekan Suriah untuk bekerja sama dengan penyelidik internasional. Selama ini, Rusia telah memblokir tujuh resolusi untuk melindungi pemerintah Assad, terakhir pada bulan Februari lalu.
Respons Trump untuk melakukan konfrontasi diplomatik dengan Moskow diawasi ketat di AS. Ia dituduh oleh lawan-lawan politiknya terlalu mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin.
Badan intelijen AS menuding Rusia melakukan intervensi dalam pemilihan presiden AS tahun lalu melalui pembajakan sistem komputer untuk membantu Trump mengalahkan Hillary Clinton. FBI dan dua komite kongres sedang menyelidiki apakah angka-angka dari kampanye Trump merupakan hasil kolusi dengan Moskow yang terus disangkal Gedung Putih.
Hubungan Trump dengan Rusia telah memburuk sejak kampanye pemilihan presiden, ketika Trump memuji Putin sebagai pemimpin yang kuat dan bersumpah untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara. Termasuk berupaya lebih terkoordinasi untuk mengalahkan ISIS di Suriah.
Selama beberapa bulan terakhir, negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, secara diam-diam menghentikan tuntutan mereka kalau Assad harus meninggalkan kekuasaan di Suriah untuk mengakhiri perang. Mereka menerima bahwa pemberontak tidak lagi memiliki kemampuan untuk menggulingkan Assad dengan paksa.
Namun, penggunaan senjata kimia yang dilarang akan membuat lebih sulit bagi masyarakat internasional untuk menandatangani kesepakatan damai tanpa menyingkirkan Assad dari kekuasaannya. Inggris dan Prancis menyerukan kembali agar Assad segera meninggalkan kekuasaannya.