Sabtu 08 Apr 2017 16:16 WIB

Belajar Membaca Alquran tidak Mengenal Batas Usia

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Hazliansyah
Republika menggelar kegiatan '30 Menit Lancar Baca Alquran' di Kantor Harian Republika, Jakarta, Sabtu (8/4).
Foto: Republika/Qommarria Rostanti
Republika menggelar kegiatan '30 Menit Lancar Baca Alquran' di Kantor Harian Republika, Jakarta, Sabtu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 30 peserta mengikuti kegiatan "30 Menit Lancar Baca Alquran" yang digagas PT Republika Media Mandiri (Republika). Semua peserta berusia dewasa, bahkan ada yang berusia lanjut.

Usia tidak menghalangi niat mereka belajar membaca Alquran, salah satunya Kardiana (67). Dia sengaja datang dari Makassar, Sulawesi Selatan, untuk mengikuti kegiatan ini.

"Sebenarnya sudah ingin ikut dari bulan lalu tapi karena kesibukan baru bisa hari ini. Saya ingin belajar mengaji, belum tahu tajwid," ujarnya, Sabtu (8/4).

Perempuan yang saat ditemui mengenakan pakaian hitam ini mengetahui kegiatan tersebut dari sang adik yang terlebih dahulu mengikutinya. Menurut Kardiana, metode yang diberikan oleh Ustaz Achmad Farid Hasan cukup mudah untuk diserap, termasuk oleh peserta yang tidak muda lagi seperti dirinya.

"Semoga setelah dari sini saya jadi lancar mengaji," ujarnya.

Saat ini dia telah pensiun dari pekerjaannya di bidang hukum. Dia mengatakan sebelum pensiun, kesibukan membuatnya tidak cukup waktu belajar membaca Alquran. Akhirnya ketika memasuki pensiun, dia menunaikan kewajibannya belajar membaca Alquran meskipun sudah tergolong lanjut usia.

Baginya, tidak ada batasan usia untuk mengetahui huruf Alquran. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Kardiana pun bersungguh-sungguh ingin lancar mengaji dan mengetahui apa yang terkandung dalam Alquran.

Di lingkungan rumahnya, Kardiana juga ikut kegiatan pengajian ibu-ibu setiap Senin dan Rabu. "Insya Allah semakin sering membaca Alquran sepulangnya dari sini," kata dia.

Hal senada dilontarkan Erni Hertanti (57) asal Bogor, Jawa Barat. Menurut dia, tidak perlu malu mengakui kekurangan asalkan tetap optimistis dan mau belajar, termasuk dalam belajar membaca Alquran. Dia menyadari, ternyata masih banyak orang berusia di atasnya yang belum bisa membaca Alquran.

"Tidak perlu malu, daripada nanti tidak bisa (membaca Alquran) selamanya," ujarnya.

Sepulangnya dari kegiatan ini, Erni akan terus mempraktikan metode dan materi yang diberikan Ustaz Farid. Menurut dia, metode yang diberikan Ustaz Farid cukup sistematis dan mudah dipraktikkan.

"Alquran kan wajib. Harapan bisa membaca lebih lancar supaya nambah ibadah saya. Apalagi Ramadhan sebentar lagi diharap bisa jadi ladang pahala," kata perempuan yang bekerja di bidang kontraktor ini.

Ada pula Joko Mulyono (65). Dia belum bisa membaca Alquran sementara istri dan anak-anaknya sudah lancar membaca. Menurut dia, cara belajar Alquran yang diberikan Ustaz Farid cukup mudah bagi peserta seusianya. "Metodenya sedang, cukup bisa diikuti," ujarnya.

Di usia mudanya, Joko tidak bisa belajar membaca Alquran karena kesibukan dan rasa malas yang menghampirinya. Namun kini dia sadar sudah selayaknya sebagai umat Muslim bisa membaca Alquran. Keikutsertaannya di kegiatan ini karena kemauan sendiri, bukan atas paksaan siapapun.

"Sekarang sudah pensiun jadi tidak ada alasan sibuk lagi," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement