Ahad 09 Apr 2017 23:18 WIB

Djarot Gunakan Wayang untuk Kampanye

Wayang digunakan sebagai salah satu kegiatan kampanye pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), Sabtu (8/4).
Foto: istimewa
Wayang digunakan sebagai salah satu kegiatan kampanye pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), Sabtu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan (PDIP) menggunakan wayang sebagai salah satu kegiatan kampanye pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), Sabtu (8/4). Wayang yang menghadirkan dalang Ki Enthus mengusung lakon Dewa Ruci.    

Djarot yang hadir dalam acara itu pun sempat menjelaskan mengenai program yang diusung. Antara lain mengenai KJP Santri yang nantinya dapat digunakan setiap anak untuk bersekolah di madrasah dan pondok pesantren di luar Jakarta, seperti halnya KJP. 

"KJP hingga saat ini sudah terbukti men-cover 535 ribu anak pelajar di Jakarta. Selain tidak usah bayar biaya sekokah, para siswa juga tiap bulan men-cover kebutuhan gizi dan lainnya. KJP kepada siswa SMA juga ada, yakni mencapai 630 ribu SMA, 640 ribu SMK. Ada juga beasiswa bagi mahasiswa yang tak mampu dengan nominal Rp 18 juta lebih setahun," kata Djarot dalam keterangannya, Ahad (9/4).

Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah I (Jawa-Sumatra) Nusron Wahid juga sempat bertanya kepada Djarot mengenai program terkait pengurus, marbot, dan imam masjid serta muazin.

Menjawab pertanyaan itu, Djarot mengatakan, pengurus dan marbot masjid akan memperoleh tambahan pendapatan. Selain itu, ia juga menjanjikan akan memberangkatkan mereka untuk program umrah. 

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan, PDIP memang berkeinginan melestarikan budaya wayang dalam menyuarakan perjuangan wong cilik. "Wayang memberikan pelajaran kehidupan. Kita diyakinkan jalan kebenaran yang harus kita tempuh. Inilah yang disebut bangsa yang berkepribadian dan memegang budaya," kata Hasto.

Dia juga mengaku kagum karena masyarakat sangat antusias menyaksikan wayangan yang digelar dalam perayaan HUT PDIP ke-44 tahun. Terlebih dalang Ki Enthus dalam lakon wayangannya menunjukan bagaimana Islam sebagi rahmatan lil alamin yang damai. "Inilah gambaran sejati sebagi bangsa yang berkebudayaan," ujar Hasto.

Sementara itu, Ki Enthus sempat meminta agar peserta pilkada tetap bersikap tenang. "Kalau difitnah dan dijelek-jelekkan, maka itu justru akan menambah kuat," kata Ki Enthus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement