Senin 10 Apr 2017 19:27 WIB

Membangun Ketahanan Pangan dari Rumah Masing-Masing

Warga menunjukkan cabai rawit yang ditanam di pekarangan rumahnya di Desa Tanjung Gusta, Sunggal, Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (25/1).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Warga menunjukkan cabai rawit yang ditanam di pekarangan rumahnya di Desa Tanjung Gusta, Sunggal, Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI -- Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK merilis 'Gerakan Peran Serta Masyarakat dalam Pemanfaatan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan Keluarga Indonesia' secara serentak di 10 provinsi. Sepuluh provinsi tersbut yaitu Jawa Tengah, Sumatra Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

Menteri Pertanian yang berada di Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian, Jakarta dan Plt. Kepala Badan Ketahanan Pangan melakukan telekonferensi bersama Ketua Tim Penggerak PKK di Desa Glesungrejo, Kec. Baturetno, Kab. Wonogiri Jawa Tengah, serta para pengurus PKK danmasyarakat di 9 Provinsi lainnya.Wonogiri sebagai host pelaksanaan telekonferensi.

Mentan Amran bersama Kepala Badan Litbang Pertanian Muhammad Syakir selain melaksanakan telekonferens juga melaksanakan pindah tanam bibit cabai dan sayurandan penyerahan bibit tanaman cabai dan sayuran. Jumlah bantuan yang akan diberikan yaitu berupa bibit cabai sebanyak 150 ribu bibit untuk 10 provinsi, ayam petelur sebanyak 1.000 ekor di lokasi acara, dan 10 ribu ekor di  beberapa provinsi lainnya, kultivator sesuai kebutuhan masyarakat sekitar sebanyak 5 buah.

Telekonferensi di 9 Provinsi lainnya bertempat di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kementerian Pertanian di masing-masing provinsi serta dihadiri oleh Ketua beserta anggota TP PKK Provinsi dan Kabupaten/Kota, instansi terkait dan masyarakat luas. Gerakan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui pemberdayaan wanita yang dikoordinasikan oleh Tim Penggerak PKK di masing-masing wilayah seluruh Indonesia ini diawali dengan Launching Gerakan Penanaman 10 juta Pohon Cabe di Cilodong pada tanggal 22 November 2016. Kerjasama antara Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dengan Ketua Tim Penggerak PKK Pusat dilanjutkan dengan Penandatanganan Kesepakatan Bersama pada tanggal 30 November 2016 di Jakarta.

Kepala Badan Litbang Pertanian Muhammad Syakir mengatakan dipilihnya PKK sebagai mitra karena memiliki jaringan terstruktur dari tingkat pusat sampai dasa wisma, sehingga dapat mendukung pelaksanaan optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara masif. Melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan, khususnya penanaman cabai, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi mengatasi gejolak harga pangan/cabai.

Selain itu, dengan pemberdayaan PKK untuk melakukan budidaya cabe dan sumber pangan lain pada pekarangan rumah, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta peningkatan pendapatan, yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga sehingga mampu mewujudkan kemandirian pangan di tingkat rumah tangga.

"Tujuan kegiatan ini adalah memasyarakatkan optimalisasi lahan pekarangan, baik di pedesaan maupun diperkotaan dengan memproduksi kebutuhan pangan oleh keluarga dan masyarakat, mengatasi gejolak harga pangan, khususnya cabai dengan menanam cabai di masing-masing pekarangan di setiap keluarga," kata dia.

Pendekatan pengembangan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), antara lain dengan membangun kebun bibit desa dan mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal (local wisdom) sehingga ketahanan pangan dan kelestarian alam terjaga. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan sebuah konsep lingkungan perumahan penduduk yang secara bersama-sama mengusahakan pekarangannya secara intensif untuk dimanfaatkan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan kebutuhan gizi warga setempat.

Sasaran kegiatan ini selain kelompok wanita juga Dasa Wisma di seluruh Indonesia.Pada tahun 2017 melalui program BKP mengembangkan KRPL di 1.691 desa/kelompok pada 33 provinsi dan 315 kabupaten/kota. Melalui Gerakan Tanam Cabe diharapkan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan cabe secara mandiri sehingga tidak terjadi lonjakan permintaan rumah tangga yang menyebabkan fluktuasi harga cabe. Sebab, dengan mengandalkan pekarangan, cabai dapat disediakan ditingkat rumah tangga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement