REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri telekomunikasi dan informatika (telematika) di Indonesia mencatatkan nilai total investasi sebesar Rp 7 triliun pada 2016. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, hingga saat ini tercatat ada 23 electronics manufacturing service (EMS), 42 merek dan 37 pemilik merek baik global maupun nasional yang ada di Indonesia.
Menurut Menperin, industri telekomunikasi juga mencatatkan pertumbuhan signifikan terutama setelah penerapan kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk ponsel dan perangkat teknologi informasi 4G.
Tak hanya itu, sambung dia, produk telematika juga memberikan ruang pasar yang besar di Indonesia. Hal ini terlihat dari penjualan smartphone di Tanah Air yang mencapai 60 juta unit per tahun. “Siklus teknologi sangat cepat, khususnya smartphone, yang setiap enam bulan selalu ada update produk, sehingga memerlukan kekuatan riset dan inovasi teknologi,” tuturnya, melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (11/4).
Oleh karena itu, Airlangga mendorong pelaku industri untuk membangun pusat inovasinya di Indonesia. Ia kemudian menyebut perusahaan telekomunikasi raksasa asal Amerika Serikat, Apple, yang akan segera membangun pusat risetnya di kawasan BSD, Tangerang.
Menperin mengatakan, pihaknya juga tengah berupaya untuk menghambat peredaran ponsel ilegal baik produk impor maupun dari dalam negeri. Untuk itu, Kemenperin dan Qualcomm akan bekerjasama melakukan pemeriksaan nomor yang tercantum pada International Mobile Station Equipment (IMEI) di dalam perangkat ponsel. Upaya tersebut dilakukan demi kepentingan industri dan konsumen dalam negeri.
"IMEI itu bukanlah sebuah privasi, karena sama seperti nomor rangka mesin di mobil. Dengan mendeteksi nomor tersebut, kita bisa tahu bahwa ini bukan barang bodong. Jadi IMEI ini setara dengan barcode di setiap produk,” ucapnya.