REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim saifuddin, membuka rapat koordinasi reformasi birokrasi Kemenag. Rakor mengangkat tema Mari Akselerasi Reformasi Birokrasi berlangsung dari Selasa-Kamis (11-13/4).
Lukman mengingatkan, besarnya amanah yang diemban jajaran Kemenag, karena mengelola urusan keagamaan di suatu bangsa yang dikenal religius. Karenanya, dia tidak ingin Kemenag seperti sejumlah birokrasi di sejumlah tempat lain yang seperti kehilangan ruh. "Ini tidak boleh terjadi di Kemenag," kata Lukman, Selasa (11/4).
Terlebih, kata Lukman, sebagai bangsa religius nilai-nilai agama tentu jadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan di tengah keragaman. Itu berarti, Kemenag sudah diperaya bukan oleh negara, tapi Tuhan secara tidak langsung telah memberikan amanahnya.
Untuk itu, dia menekankan, seluruh elemen Kemenag harus senantiasa bersyukur atas kemuliaan yang telah diberikan ini. Menurut Lukman, cara paling strategis tentu dengan yaitu ke luar dari rutinitas umumnya birokrasi, senantiasa memiliki ruh apa pun pendekatan reformasi birokrasinya.
Dalama kesempatan itu, Lukman turut membacakan surat rapor Kemenag yang dikeluarkan Kemen PAN-RB. "Kita mendapat nilai 69,14 dengan kategori B," katanya.
Namun, dia mengingatkan, kalau Kemenag seharusnya bisa mendapatkan nilai di atas 70, terutama dengan capaian yang belakang diraih. Karenanya, walau tidak begitu puas dengan capaian itu, Lukman mengajak seluruh elemen di Kemenag untuk mensyukuri nilai yang didapatkan.
Terlebih, ucap Lukman, nilai tahun 2016 ini memang lebih baik dari capaian tahun 2015 dengan 62,28 dan kategori B, serta 2014 dengan 54,83 dan kategori C. Karena itu, ia mengajak setiap komponen dari Kemenag segera berbenah diri, dan tentu meningkatkan kinerja untuk selanjutnya.
"Capaian ini harus mampu memacu kita semua dengan karya-karya yang lebih membawa manfaat dan kemaslahatan bagi sesama," ujar Lukman.