REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pejabat Rusia menyebut retorika Amerika Serikat (AS) selama perang Suriah primitif dan jelek. Hal tersebut disampaikan Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov.
Menurut Ryabkov, posisi AS selama perang Suriah yang telah berlangsung selama enam tahun belakangan juga tidak jelas. "Posisi Washington pada konflik enam tahun Suriah tetap menjadi misteri," katanya sesaat sebelum Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Rex Tillerson akan mengadakan pembicaraan dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov, seperti dilaporkan Sky News, Rabu (12/4).
Ryabkov mengungkapkan dalam pembicaraan nanti akan ada beberapa hal yang dibahas oleh Tillerson dan Lavrov. Selain perihal krisis Suriah, keduanya juga akan mendiskusikan tentang Korea Utara dan Ukraina.
Baca: G7 Desak Rusia Tinggalkan Assad
Pada Selasa (11/4), Menlu dari tujuh negara kekuatan global (G7) menggelar pertemuan untuk mendiskusikan perihal memberi desakan kepada Rusia agar mencabut dukungan terhadap Assad.
Menlu Inggris Boris Johnson berharap kunjungan Tillerson ke Rusia dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan secara tegas maksud negara-negara Barat. "Apa yang kami lakukan adalah memberikan Tillerson mandat sejelas mungkin dari kami sebagai Barat dan semua sekutu kami di sini agar mengatakan kepada Rusia apakah mereka akan tetap bersama orang tiran itu (Assad) atau bekerja bersama kami untuk menemukan solusi yang lebih baik (untuk Suriah)," ucapnya.