REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Debat pamungkas Pilkada DKI Jakarta putara kedua kembali digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu malam (12/4). Kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur akan kembali menyampaikan penajaman visi dan misi mereka kepada masyarakat Jakarta.
Saat membuka debat, moderator Ira Koesno memperkenalkan tujuh panelis yang menyiapkan pertanyaan kepada para pasangan calon.
"Pertama adalah pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, kemudian ekonom Prijono Tjipto, ekonom Ernis Sri Hartati, pengamat politik Gun Gun Heriyanto, sosiolog Meutia Gani Rahman, ahli tata ruang dan kota Yayat Supriyatna dan pengamat komunikasi politik Imam Prasodjo," ujar Ira Koesno.
Ada sedikit perubahan format dalam debat kali ini. KPU DKI Jakarta memutuskan menyertakan kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat itu akan diperbolehkan memberi pertanyaan langsung kepada pasangan calon. KPU DKI Jakarta menjamin netralitas kelompok tersebut.
Empat komunitas yang hadir, yakni komunitas nelayan, pengusaha usaha mikro kecil dan menegah (UMKM), pedagang kecil, dan penghuni rumah susun. Setiap komunitas akan mengajukan pertanyaan.
Tema debat yang diangkat, yakni "Dari Masyarakat untuk Jakarta" yang terdiri dari kesenjangan dan keadilan sosial, bonus demografi dan penegakan hukum. Sementara subtema debat, yakni transportasi, reklamasi, tempat tinggal, pelayanan publik berupa pendidikan dan kesehatan, serta UMKM atau dunia usaha.