REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Republika mengadakan acara penganugerahan Tokoh Perubahan Republika (TPR) tahun 2017, pada Selasa (25/4). Salah satu tamu yang hadir, yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Muhadjir mengapresiasi kegiatan ini yang dinilai patut dilanjutkan. "Saya kira sangat inspiratif, inspiring untuk masyarakat kita." ujar Muhadjir.
Menurut dia, perubahan merupakan keadaan yang lebih baik. "Republika ini kan mengamalkan ajaran Alquran bahwa yang akhir harus lebih baik dari yang sebelumnya," kata Muhadjir.
Muhadjir juga melihat bahwa Republika selalu meningkatkan diri dari waktu ke waktu. Baik dari sisi, penampilan maupun pemasarannya. "Kemudian jangkauannya, yang penting tidak boleh ada waktu untuk tertegun berhenti untuk melakukan perubahan," ujarnya.
Terkait dengan tema TPR malam ini, yaitu masalah kesenjangan, menurut Muhadjir, hal tersebut merupakan persoalan yang sangat besar dan melibatkan banyak pihak.
"Saya kira semua harus merasa ikut bertanggung jawab untuk mengatasi kesenjangan. Karena kesenjangan sebetulnya tidak hanya soal ekonomi, termasuk pendidikan itu juga sangat berat," katanya
Dia mengaku bahwa selama menjadi mendikbud sangat berat menangani kesenjangan di bidang pendidikan. Baik kesenjangan struktural, kultural, maupun spasial. Lihat juga videonya: Penghargaan Ini Sangat Luar Biasa
Penerima penghargaan pada TPR 2017, di antaranya adalah Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan RI), Mursida Rambe (pendiri BMT Beringharjo Yogyakarta), H Artim Yahya (pendiri Koperasi Tani Maju Bersama Lombok Barat), M Suyanto (pendiri Universitas AMIKOM Yogyakarta), Robin Lim (bidan inspiratif sekaligus pendiri Yayasan Bumi Sehat Bali), dan Nurhayati Subakat (pendiri perusahaan kosmetik PT Paragon Technology and Innovation/PT, Wardah Cosmetics)