Kamis 27 Apr 2017 14:25 WIB

Kemendikbud Butuh Guru Produktif untuk SMK Keahlian

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Winda Destiana Putri
Guru sedang mengajar/ilustrasi
Guru sedang mengajar/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan (Kemendikbud) mencari 91.816 orang untuk mengajar sebagai guru produktif pada 52 keahlian di SMK. Dirjen Guru Tenaga Kependudukan (GTK) Kemendikbud Sumarna Surapranata menjelaskan, pemerintah saat ini berupaya mencari guru produktif untuk menindaklanjuti Inpres Nomor 9 Tahun 14 tentang pendidikan vokasi atau kejuruan.

Guru-guru itu akan mengajar empat bidang prioritas di SMK, yakni, maritim dan kelautan, pertanian dan ketahanan pangan, industri kreatif, serta pariwisata. "Guru-guru itu menjar 52 keahlian pada empat bidang utama," kata pria yang akrab disapa Pranata di Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Kamis (27/4).

Ia menyebut, ada tiga jenis guru, yakni guru normatif, guru adaptif dan guru produktif. Kondisi saat ini, pemerintah kekurangan guru SMK produktif negeri sebanyak 41.861 orang. Sementara untuk kekurangan guru SMK produktif swasta yakni, 50 ribu. Sehingga, kebutuhan guru produktif yakni 91.861 orang.

Pranata mengatakan, pemerintah menyiapkan dua cara penerimaan guru produktif, pertama, rekrutmen guru baru PNS untuk SMK negeri dan swasta. Namun, cara ini mebutuhkan waktu yang lama. Karena pemerintah harus merekrut guru, baik PNS maupun bukan PNS. "Lama mencari lulusan guru, suplai ada atau tidak. Perlu jangka waktu panjang," jelasnya.

Cara kedua, yakni program keahlian ganda atau alih fungsi. Pemerintah akan melatih guru adaptif selama satu tahun untuk menjadi guru produktif. Pranata mengatakan, pada 2016, pemerintah menggunakan cara program keahlian ganda dengan merekrut 15 ribu guru. Namun, hanya 12.741 guru yang lolos seleksi pemerintah untuk menjadi guru produktif.

Awalnya, sebanyak 16.487 guru mendaftar melalui daring. Sebanyak 15.170 guru diterima dan diusulkan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, sebanyak 998 mengundurkan diri dengan berbagai macam alasan. Sehingga, hanya 14.172 guru yang dipanggil untuk mendapat pembekalan. Namun, hanya 12.741 guru yang mengikuti pembekalan dan menandatangani pakta integritas.

Selama satu tahun, guru-guru itu akan mengikuti pelatihan program keahlian ganda melalui lima tahap. Pertama ON-1, yakni tahap pengenalandasar kompetensi kejuruan. Proses ini yang dilaksanakan pada Desember, Januari, Februari atau selama 12 minggu. Kedua, IN-1 yakni tahap belajar di pusat belajar di SMK rujukan selama dua bulan, atau Maret hingga April.

Ketiga, ON-2 yakni tahap magang dan mengajar paket produktif di kelas dan bengkel/laboratorium. Tahap ini dilaksanakan selama tiga bulan atau Mei hingga Juli. Keempat IN-2 yakni tahap pelatihan pada Agustus. Setelah melalui tahap ini, peserta mendapat sertifikat dari LPTK dan sertifikat kompetensi dari LSP. Kelima yakni tahap magang kerja industri selama dua bulan, atau September hingga Desember.

Pranata menargetkan, Desember 2017 para guru selesai mengikuti program pelatihan keahlian ganda. Sehingga, pada semester II tahun ajaran 2017/2018, para guru keahlian ganda sudah mengajar sebagai guru produktif. "Guru keahlian ganda tetap akan mendapat haknya. Jangan takut, mereka tak akan kehilangan tunjangan profesi," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement