Sabtu 29 Apr 2017 17:15 WIB

Ethiopia Negeri Penyelamat Sahabat Rasul

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Muslim Ethiopia menunggu buka puasa di jalanan
Foto: emajmagazine
Muslim Ethiopia menunggu buka puasa di jalanan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makkah, bulan Rajab tahun ketujuh Sebelum Hijriyah (SH)/615 M, di tengah kegelapan malam yang mencekam, 12 pria dan empat wanita sahabat Rasulullah SAW mengendap-endap meninggalkan Makkah. Dua perahu yang terapung di Pelabuhan Shuaibah siap mengantarkan mereka menuju ke sebuah negeri untuk menghindari kemurkaan dan kebiadaban kafir Quraisy.

Negeri yang mereka tuju itu bernama Habasyah atau Abyssinia dan kini dikenal sebagai negara Ethiopia--sebuah kerajaan di daratan benua Afrika. Para sahabat itu hijrah ke Habasyah atas saran Rasulullah SAW. Ditetapkannya Habasyah sebagai tempat pengungsian karena Raja Negus (Najasyi) yang berkuasa di negeri itu dikenal sebagai orang yang adil, lapang hati, dan suka menerima tamu.

Inilah proses hijrah pertama yang dilakukan kaum Muslim sebelum peristiwa hijrah ke Madinah. Di antara sahabat yang hijrah ke Ethiopia itu antara lain adalah Usman bin Affan dan istrinya Ruqayyah yang juga putri Rasulullah SAW serta sahabat dekat lainnya.

Setibanya di Ethiopia, mereka disambut dengan penuh keramahan dan persahabatan. Inilah kali pertama ajaran Islam tiba di Afrika. Raja Ethopia lalu menempatkan mereka di Negash yang terletak di sebelah utara Provinsi Tigray. Wilayah itu lalu menjadi pusat penyebaran Islam di Ethiopia yang masuk dalam bagian Afrika Timur.

Setelah tiga bulan menetap di Ethiopia dan mendapat perlindungan, para sahabat mencoba kembali pulang ke kampung halamannya, Makkah. Namun, situasi Makkah ternyata belum aman. Rasulullah SAW lalu memerintahkan umat Muslim agar kembali ke Ethiopia untuk yang kedua kalinya. Jumlah sahabat yang hijrah pada gelombang kedua itu terdiri atas 80 sahabat. Rasulullah pun berpesan kepada para sahabat untuk menghormati dan menjaga Ethiopia.

Orang kafir Quraisy lalu mengirimkan utusannya, Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabi'ah al-Makhzumi, untuk menghadap Raja Najasyi. Keduanya meminta Raja Najasyi mengusir umat Islam dari tanah Ethiopia. Permintaan orang kafir Quraisy itu ditolak Raja Najasyi dan para sahabat tetap tinggal di negeri itu hingga Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Tak semua sahabat kembali berkumpul dengan Rasulullah SAW, sebagian di antara mereka memutuskan menetap di Ethiopia. Mereka lalu menyebarkan agama Islam di wilayah timur 'benua hitam' itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement