REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Enam kandidat Presiden Iran menghadiri debat televisi pertama pada Jumat (28/4), yang disiarkan secara langsung. Perdebatan di televisi merupakan fitur yang relatif baru dalam pemilihan presiden Iran dan diyakini telah mempengaruhi hasil pemungutan suara pada pemilu 2009 dan 2013.
Sebelumnya, menjelang pemilu yang akan diselenggarakan pada 19 Mei mendatang, Kementerian Dalam Negeri Iran telah mengumumkan larangan siaran langsung debat televisi. Keputusan itu memicu protes hingga akhirnya dibatalkan.
Presiden Hassan Rouhani, yang berharap dapat menjalankan masa jabatan periode keduanya, bersama kandidat konservatif Ebrahim Raisi dan Wali Kota Teheran Mohammad Bagher Ghalibaf menolak larangan tersebut. Namun kemudian, pemerintah Iran menyatakan akan menyelenggarakan tiga debat televisi bagi para kandidat.
Pada Jumat (28/4), dalam debat pertama, Ghalibaf menyerang Rouhani dan wakil presiden pertamanya, Eshaq Jahangiri. Kedua pihak saling menuduh telah mengeluarkan pernyataan bohong dan tidak tulus.
Ghalibaf menyalahkan Rouhani karena telah gagal memenuhi janji untuk menciptakan empat juta lapangan pekerjaan. Menurut Ghalibaf, pengangguran adalah masalah terbesar Iran saat ini. "Saya tidak pernah berjanji akan menciptakan empat juta pekerjaan. Itu bohong," kata Rouhani, dikutip AFP.
Angka pengangguran yang mencapai 12,4 persen, kurangnya perumahan sosial, dan kurangnya bantuan pemerintah kepada orang-orang yang kurang mampu telah menjadi isu-isu yang mendominasi debat pertama ini. Ghalibaf juga menuduh Rouhani dan pemerintahannya telah menjalankan pemerintahan yang buruk dan berulang kali mengatakan pemerintah tidak memiliki solusi untuk menyelesaikan berbagai masalah di republik Islam tersebut.
Dia juga menyerang Jahangiri, yang mencalonkan diri di saat-saat terakhir. Menurut beberapa reformis, Jahangiri diperkirakan akan menarik diri dari pencalonan setelah tiga kali debat televisi guna membantu Rouhani.
Jahangiri menolak serangan yang dilayangkan Ghalibaf terhadap dirinya. Ia menuduh, Ghalibaf telah menjalankan pemerintahan dengan mentalitas seorang militer saat menjadi wali kota Teheran.
Ghalibaf adalah seorang veteran perang, mantan komandan Garda Revolusi dan mantan kepala polisi. Pemilu ini adalah pemilu presiden keenam yang diikuti Ghalibaf.
Tiga kandidat lainnya - Raisi, seorang hakim garis keras dan sekutu dekat pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, Mostafa Mirsalim yang konservatif dan reformis, serta Mostafa Hashemitaba, tetap menunjukkan sikap tenang selama debat pertama.