Sabtu 29 Apr 2017 17:42 WIB

Tuntutan Jaksa dalam Kasus Ahok Dinilai Janggal

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agus Yulianto
Terdakwa kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seusai menjalani sidang lanjutan di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (25/4)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Terdakwa kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seusai menjalani sidang lanjutan di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (25/4)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Komisioner Komisi Kejaksaan Kaspudin Nor menilai, adanya kejanggalan dalam isi tuntutan jaksa. Dalam tuntutan jaksa disebutkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dituntut satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun.

Menurut Kaspudin, tuntutan tersebut janggal karena pengenaan pasalnya berbeda dengan kasus-kasus penodaan agama sebelumnya. Dalam konteks kasus Ahok ini, ada toleransi yang diberikan jaksa melalui tuntutan tersebut.

"Ada kejanggalan dalam hal penahanan. Kenapa, karena ada toleransi karena tidak seperti kasus-kasus yang lain. Ini atas pertimbangan apa," tutur dia usai menghadiri diskusi "Ahok, Jaksa dan Palu Hakim," di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (29/4).

Kaspudin juga meragukan profesionalisme jaksa dalam mempertimbangkan seluruh alat bukti yang ada. Sebab, Ahok dikenakan pasal 156 KUHP sebagai salah satu dari pasal alternatif lainnya, yakni pasal 156a KUHP.

"Kenapa alat bukti yang mendukung pasal penodaan agama, kemudian malah kena pasal 156. Nah ini juga satu kejanggalan yang harus diperiksa. Ada apa," kata dia.

Tuntutan jaksa dalam kasus Ahok ini juga tidak seperti kasus-kasus penodaan agama sebelumnya yang seharusnya menjadi dasar perbandingan. "Masyarakat biasa, hukumannya berat dan ditahan. Sedangkan kasus ini terdakwa yang merupakan pejabat gubernur, tidak ditahan. Sebab, pasalnya menjadi bergeser (menjadi pasal 156) dan kemudian jadi tuntutan percobaan," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement