REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano mengatakan, IAEA memiliki informasi dan data bahwa Korea Utara (Korut) terindikasi mengalami kemajuan dalam proyek nuklirnya. Hal tersebut disimpulkan dari hasil pengawasan satelit terhadap negara pimpinan Kim Jong-un tersebut.
Amano mengatakan, inspektur IAEA sejak 2009 telah diusir dari Korut. Sejak saat itu, para personel pemeriksa mengumpulkan dan mengevaluasi informasi dari citra satelit, sumber terbuka, dan data terkait perdagangan.
"Semua petunjuk yang ada memperlihatkan bahwa Korut membuat kemajuan (dalam proyek nuklir). Dan hal ini membuat kita khawatir," kata Amano, seperti dilaporkan laman Aljazirah, Jumat (5/5).
Pengakuan serupa diungkapkan oleh seorang analis yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Ia mengatakan, citra satelit yang diberikan kepada mereka mengindikasikan bahwa aktivitas telah dilanjutkan di lokasi uji coba nuklir Korut.
"Belum jelas apakah kegiatan ini menunjukkan bahwa uji coba nuklir dibatalkan atau fasilitas tersebut dalam mode siaga. Atau mungkin tes tersebut sudah sangat dekat," ungkap seorang peneliti dari Universitas John Hopkins Institut AS-Korea.
Pada Senin lalu, Kementerian Luar Negeri Korut mengatakan bahwa mereka siap melakukan uji coba nuklir. "Kapan saja dan di lokasi manapun yang ditetapkan oleh pemimpin kami (Kim Jong-un)," katanya dalam sebuah pernyataan.
Sejak 2006 Korut telah melakukan lima kali uji coba nuklir. Dua di antaranya diperkirakan terjadi pada 2016 lalu. Tindakan demikian membuat hubungan Korut dengan AS kian meruncing. Sebab rudal yang dikembangkan Korut disebut-sebut akan digunakan untuk menyerang daratan AS.
Baca juga, Korut: Peluncuran Rudal untuk Targetkan Pangkalan Militer AS.