Senin 08 May 2017 16:39 WIB

Terpaut 25 Tahun, Kemenangan Macron tak Lepas dari Peran Istri

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Presiden terpilih Prancis Emmanuel Macron bergandengan tangan dengan istrinya Brigitte Trogneux saat merayakan kemenangan Macron di Museum Louvre, Paris, Ahad, 7 Mei 2017.
Foto: AP Photo/Thibault Camus
Presiden terpilih Prancis Emmanuel Macron bergandengan tangan dengan istrinya Brigitte Trogneux saat merayakan kemenangan Macron di Museum Louvre, Paris, Ahad, 7 Mei 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Istri Emmanuel Macron, Brigitte Trogneux (64 tahun), memainkan peran yang sangat besar dalam kemenangan yang diraih suaminya. Mantan guru drama ini telah dengan setia mendampingi, mendukung, dan memberi nasihat kepada Macron selama masa-masa kampanye berlangsung.

Sebagai ibu negara, dia akan mengambil peran yang lebih besar untuk membantu Macron di Istana Elysee. Macron sering menyebut wanita yang 25 tahun lebih tua darinya ini, sebagai bagian dari kepercayaan dirinya. Ia mengaku dapat menjalankan pemerintahan dengan efektif jika ada Brigitte di sisinya.

Macron telah menjanjikan Brigitte sebuah tanggung jawab, namun tidak akan memberinya gaji. Macron tampaknya telah banyak belajar dari kasus yang menimpa kandidat presiden konservatif François Fillon.

Fillon memberi istrinya sebuah pekerjaan palsu sebagai penasihat parlementer. Macron juga belajar dari Presiden François Hollande, yang mendapatkan kritik karena telah memberikan ruangan kerja untuk mantan pacarnya, Valérie Trierweiler tanpa memberikan jabatan pasti.

Baca: Kisah Cinta 'Terlarang' Capres Prancis Emmanuel Macron

Saat kampanye, Macron mengatakan dia ingin posisi Ibu Negara dapat segera diakui dan diresmikan. Selama ini, Ibu Negara tidak memiliki status resmi di Prancis. Minat utama Brigitte sebagai Ibu Negara menurutnya adalah menghadapi isu pendidikan, serta membantu anak-anak yang kurang beruntung dan autis.

Alix Bouilhaguet, penulis sebuah buku yang baru diterbitkan tentang pasangan Macron, menggambarkan bagaimana Brigitte memberikan dukungan penuh kepada Macron. "Dia selalu anggun, sering mengenakan jins ketat dan jaket gelap. Entah bagaimana mengaturnya agar tidak terlihat berbeda, meski usia mereka terpaut sekitar 25 tahun," kata Bouilhaguet.

Menurut Bouilhaguet, Brigitte sebelumnya sudah pernah menikah dan memiliki tiga anak. Saat Macron menjadi muridnya di Kota Amiens di utara Prancis, dia mengaku jatuh cinta kepada Brigitte.

Perselingkuhan mereka membuat masyarakat setempat terganggu dan orang tua Macron akhirnya menemaninya melanjutkan sekolah Paris. Untuk membuktikan cintanya yang tulus, Macron menikahi Brigitte pada 2007, setelah ia bercerai dari suaminya.

"Dia hanya memiliki satu pacar seusianya dan hubungan keduanya ini adalah satu-satunya hubungan yang pernah dia miliki dengan seorang wanita luar biasa," kata Anne Fulda, penulis biografi Macron, dikutip The Telegraph.

Selama kampanye, Macron membantah rumor dia adalah seorang gay. Dia telah menjadi ayah tiri bagi putri Brigitte, Tiphaine, dan dua putranya, Sébastien dan Laurence. Karena usia anak-anak Brigitte seusia dengannya, tujuh cucu Brigitte memanggil Macron dengan sebutan ayah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement