Senin 08 May 2017 17:17 WIB

Penderita HIV/AIDS Banyak dari Kalangan Menengah ke Bawah

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Winda Destiana Putri
Aksi peduli HIV/AIDS.
Foto: Antara
Aksi peduli HIV/AIDS.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Pengidap vrus HIV/AIDS ternyata banyak berasal dari kalangan masyarakat menengah ke bawah. Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Purbalingga, Heny Ruslanto, menyebutkan banyaknya pengidap tersebut disebabkan oleh kondisi ekonomi dan tingkat pendidikan mereka yang rendah.

''Dengan kondisi ekonomi dan pendidikan yang rendah, mereka tidak mengerti apa saja yang menjadi faktor penyebab penularan virus HIV/AIDS. Hal ini yang menyebabkan mereka kemudian melakukan aktivitas yang berpotensi tertular virus HIV/AIDS,'' jelasnya, Senin (8/5).

Berdasarkan data yang dia miliki, jumlah pengidap virus HIV/AIDS di Purbalingga dari tahun ke tahun, selalu bertambah. Sejak tahun 2010 sampai 2016, tercatat ada 162 penderita HIV/AIDS dan 14 orang meninggal dunia. Sedangkan khusus pada tahun 2017 dari Januari sampai April ini, ditemukan 27 orang pengidap HIV/AIDS baru dan 2 orang meninggal dunia.

Untuk menanggulangi penularan yang semakin intensif, Heny menyebutkan, pihaknya akan membuat proyek percontohan (pilot project) Kampung Peduli AIDS. ''Kampung Peduli AIDS ini merupakan wilayah dimana aparat dan masyarakat secara sadar meningkatkan kepeduliannya terhaap  upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS,'' katanya.

Menurutnya, ada tiga tujuan yang ingin dicapai dengan pemventukan Kampung AIDS. Antara lain untuk menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS, menurunkan angka kematian akibat AIDS, dan menurunkan stigma/diskriminasi penderita HIV/AIDS di masyarakat.

''Pada saatnya nanti kampung AIDS ini akan menjadi rujukan bagi desa-desa/kelurahan di Purbalingga dalam pencegahan dan penanggulangan HIV-ADIS,'' jelasnya.

Dalam program ini, semua komponen yang ada di satu kampung harus memberi dukungan. Antara lain seperti aparat desa/kelurahan, PKK, tokoh agama, bidan, tokoh masyarakat, RT/RW, kader warga peduli AIDS (WPA), Karangtaruna, Remaja Masjid dan Ustaz, Puskesmas serta unit tranfusi PMI. Demikian juga, keterlibatan organisasi perangkat daerah (OPD) baik tingkat Kabupaten maupun kecamatan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembentukan Kampung HIV/AIDS.

Melalui program ini, sosialisasi mengenai pencegahan penularan HIV/AIDS akan lebih diintensifkan, sehingga seluruh anggota masyarakat bisa menghindari tindakan-tindakan yang berpotensi tertular. ''Antara lain seperti untuk penanganan jenazah penderita HIV-AIDS. Harus ada sosialisasi mengenai Standard Operating Procedure (SOP) dalam penanganannya, karena memang berbeda dengan penanganan jenazah lainnya,'' jelasnya.

Heny menyatakan, Bupati Purbalingga Tasdi berharap semua desa di Purbalingga bisa menjadi Kampung Peduli HIV/ADS. ''Dengan slogan jauhi virusnya, jangan jauhi orangnya, kita berharap jumlah penderita HIV-AIDS bisa berkurang,'' katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement