REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 40 anak muda dari 25 kota di Indonesia mendeklarasikan dukungan kepada Presiden Joko Widodo supaya Indonesia segera mengaksesi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC).
"Mendukung Indonesia mengaksesi FCTC dan menolak RUU Pertembakauan serta menolak menjadi target industri rokok," kata anak-anak muda itu membacakan deklarasi di simpang barat laut Monumen Nasional, Jakarta, Rabu.
Dalam deklarasi tersebut, anak-anak muda itu juga mengajak seluruh anak muda untuk bekerja sama dan bersinergi untuk mengakhiri hegemoni industri rokok di Indonesia.
Salah satu peserta aksi Margianta Surahman Juhanda Dinata mengatakan Indonesia saat ini sudah darurat rokok karena 30 persen anak mulai merokok sebelum usia 10 tahun dan 75 persen anak muda mulai merokok sebelum usia 19 tahun.
"Menimbang Indonesia sedang dalam proses pembangunan berkelanjutan dan akan mencapai Indonesia Emas 2045, kami mendukung segenap bangsa Indonesia untuk mengakhiri hegemoni industri rokok," tuturnya.
Menurut Margianta, Indonesia merupakan salah satu dari tujuh negara di dunia yang belum mengakses dan meratifikasi FCTC. Padahal, Indonesia termasuk negara yang memprakarsai FCTC dan aktif dalam pembahasannya sejak 1999.
Aksi yang disebut "Deklarasi 10 Mei FCTC Untuk Indonesia" itu merupakan puncak dari FCTC Youth Summit 2017 yang diadakan Yayasan Lentera Anak. FCTC Youth Summit 2017 diikuti anak-anak muda berusia 16 hingga 25 tahun.
Ketua Lentera Anak Lisda Sundari mengatakan keluaran dari FCTC Youth Summit 2017 adalah memperluas dukungan anak muda dari berbagai daerah agar Indonesia mengaksesi FCTC.
"Semakin banyak dukungan anak muda dari seluruh Indonesia, akan semakin banyak 'amunisi' untuk mendorong pemerintah segera mengaksesi FCTC," jelasnya.
Aksi tersebut juga dihadiri Deputi V Kantor Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardhani yang kemudian menerima naskah Deklarasi Anak Muda untuk FCTC.
"Deklarasi ini akan saya sampaikan kepada Kepala Kantor Staf Kepresidenan (Teten Masduki)untuk kemudian disampaikan kepada Presiden Joko Widodo," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika