Sabtu 20 May 2017 11:02 WIB
Workshop Darul Qur’an Indonesia di Jalur Gaza (Bagian 2)

Seni Berinteraksi

Ustadz Achmad Farid menyampaikan materi metode cepat membaca Al-Quran kepada para peserta di Kantor Republika, Jakarta, Sabtu (26/11).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ustadz Achmad Farid menyampaikan materi metode cepat membaca Al-Quran kepada para peserta di Kantor Republika, Jakarta, Sabtu (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID, Ustaz Ghazy Alwan, salah seorang pembina di Darul-Qur’an, mengatakan, sesungguhnya seorang guru adalah unsur paling utama dalam proses pembelajaran Alquran. "Ïa harus terus melakukan inovasi, dan memikirkan strategi  pembinaan yang mampu mendorong siswa untuk lebih semangat dalam menghapal, dan (tentu saja) membimbing mereka agar berakhlak mulia,” ujarnya.

Dia menyebutkan, bahwa proses pengawasan merupakan bentuk konektivitas antara pihak pengelola (manajemen)  dan guru-guru di Darul-Qur’an, yang juga merupakan unsur  saling melengkapi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja, dan mengevaluasi berbagi kekurangan yang ada.

Senada dengan hal tersebut, Ustazah Raja El-Hartsany, menyinggung perihal keutaman mempelajari dan mengajarkan Alquran. Ia menekankan, pentingnya untuk tetap menggunakan hijab syar’i dan menjaga keikhlasan dalam bekerja, serta perlunya untuk terus meningkatkan ketaqwaan.

Ustadzah Maryam El-Melawy menjelaskan, sejumlah metode dalam pembelajaran Alqurran, berikut sisi positif dan negatif setiap metode. Dia menyarankan,  pentingnya  bagi  para guru  untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dalam proses pembelajaraan. Dia juga menghimbau agar para guru menggunakan berbagai cara untuk bisa memotivasi para murid, dan memberi nasehat dengan baik, dan menjauhi  perasaan  putus asa.

Ustadz Abdul Fatah Hamudah mengisyaratkan, pentingnya untuk memperbaiki pengucapan huruf yang serupa dalam Alquran (At-Tasyabuh) yang merupakan salah satu bentuk kemukjizatan Alquran itu sendiri. Dia menegaskan, pentingnya untuk terus mengulang secara kontinyu, dan memperhatikan aspek tahapan dalam menghapal Alquran, serta perlunya menjauhi kemaksiatan dalam belajar Alquran. Dia menyarankan agar ke depan, diadakan pelatihan khusus tentang ilmu “Al-Mutasyabih” dalam Alquran.

Masalah dan solusi

Ustadazah Isra’ Hamudah menyebutkan, sejumlah problematika bagi yang dialami oleh guru demikian pula siswa. Adapun Ustadz Mahmod Manun, membahas  problematika  yang  berhubungan  dengan lingkungan kerja, dan mengajak agar terus melakukan diskusi atau sharing pendapat, serta mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain.

Dia menegaskan pentingnya upaya-upaya pembaharuan  dan inovasi, serta menjauhi hal-hal yang bersifat monoton.

Di akhir workshop, Dr Mahmod Abu Zarinah merekomendasikan sejumlah hal. Antara lain: pengadaan pelatihan (daurah) tentang ilmu mutasyabih lafdzi, pemilihan waktu yang tepat untuk menghapal, penentuan jumlah siswa dalam satu kelompok, mengutamakan  kualias hapalan daripada jumlah hapalan, menyebarkan kesadaran akan pentingnya  pendidikan islami, mengadakan sejumlah pelatihan bagi guru maupun siswa, untuk melawan rutinitas yang bersifat monoton, terus melakukan inovasi, dan evalusi untuk memperbaikan sejumlah kekurangan satu demi satu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement