REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus berupaya mengoptimalkan program Generasi Sehat Cerdas (GSC) di setiap daerah. Gerakan di tingkat desa tersebut merupakan upaya pemerintah untuk memastikan pemenuhan layanan dasar yang berkualitas di tiap desa untuk terwujudnya desa mandiri.
Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT Anwar Sanusi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Generasi Sehat dan Cerdas 2017 di Jakarta, Jumat (19/5). Pihaknya mengaku bangga dengan apresiasi yang diberikan World Bank terhadap program yang berada dalam naungan Direktorat Pelayanan Sosial Dasar, Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kemendes PDTT ini. Apresiasi tersebut, kata Anwar, adalah buah karya dari apa yang dilaksanakan selama ini.
"Terus terang, dalam pandangan World Bank, GSC ini dianggap suatu program yang sangat berhasil. Keberhasilan inilah wujud karya kolaborasi yang sinergis kementerian lintas sektoral dalam melaksanakan GSC," kata Anwar dalam siara persnya, Sabtu (20/5).
Dirinya pun berharap, melalui Rakornas ini dapat menghasilkan pemikiran yang konstruktif dan operasional. Pengalaman yang dimiliki sejak 2007 silam, lanjut Anwar, menjadi bekal optimistis tata kelola program GSC makin baik lagi.
Anwar menyebut, program ini merupakan salah satu upaya penanggulangan kemiskinan yang secara khusus mengintervensi bidang kesehatan dan pendidikan. Menurutnya masyarakat dapat memanfaatkan Dana Desa untuk membiayai kegiatan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat desa. Seperti pembangunan atau rehabilitasi Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pos Persalinan Desa (Polindes), sanitasi dan air bersih.
Sementara terkait kelemahan yang terjadi di tahun sebelumnya, Anwar mengajak seluruh pihak untuk bisa meminimalisir di tahun anggaran 2017 ini. "GSC ini menjadi harapan kita untuk berkontribusi menyongsong generasi yang sehat dan cerdas. Program ini sangat mulia, secara tidak langsung kita memegang mandat Ilahi, untuk mewujudkan anak cucu kita memiliki mental yang berkualitas dan berdaya saing," katanya.
Program GSC, merupakan solusi tersistematis antara pusat dan daerah untuk meminimalisir catatan World Bank terkait 37 persen anak Indonesia dalam kondisi tidak berkembang secara optimal atau stunting. Hal tersebut menurut Anwar bisa menjadi tragedi jika tidak ada solusi yang bermanfaat bagi bangsa ini.Solusinya melalui GSC ini. Untuk itu diperlukan target yang terukur, dan memiliki nilai manfaat di kemudian hari dan bisa mencatatkan peninggalan berharga untuk perbaikan bangsa.
Mengenai implementasi program, Anwar mengharapkan dikawal secara tata kelola yang baik, efektif, efisien dan akuntabilitas. Sebagai informasi, Kemendes PDTT juga bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk membangun 50 ribu Rumah Desa Sehat. Program tersebut merupakan fasilitasi layanan kesehatan dasar sebagai pelaksanaan pembangunan berwawasan kesehatan tingkat desa.
Tujuan dilaksanakannya program tersebut untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat desa. Selain itu, Rumah Desa Sehat juga dibutuhkan untuk memastikan ketersediaan dan berfungsinya dokter komunitas, bidan desa, keterjangkauan air bersih, keterjaminan sanitasi dan kualitas gizi.
Indikator yang ingin dicapai, yaitu menurunnya kasus kematian ibu, menurunnya kasus gizi buruk, penyakit menular dan tidak menular, dan menurunnya kasus narkotika dan obat terlarang.