Ahad 21 May 2017 16:52 WIB

'Membangunkan' UMKM di Jawa Tengah yang Masih 'Tidur'

Rep: Bowo Pribadi/ Red: M.Iqbal
Pengunjung melihat proses pembuatan karpet dalam pameran Gerakan Beli Indonesia di Gedung Smesco, Jakarta, Senin (3/10).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat proses pembuatan karpet dalam pameran Gerakan Beli Indonesia di Gedung Smesco, Jakarta, Senin (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID,Para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jawa Tengah harus lebih berani dan lebih kreatif dalam memberdayakan serta mengembangkan usahanya. Dengan begitu UMKM akan memberi kontribusi bagi kekuatan perekonomian daerah.

Hal ini terungkap dalam talkshow kewirausahaan/UMKM yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM di arena Kabupaten Semarang Expo (Kasmex) 2017, di Alun Alun Bung Karno, Ungaran, Jawa Tengah, akhir pekan kemarin.

Salah satu Pembina UMKM di Jawa Timur, Sri Wardani Adyani menuturkan, sejauh ini potensi pengembangan sektor UMKM di daerah ini sangat masih sangat terbuka. Bahkan untuk menembus pasar internasional. "Ibarat manusia, UMKM di Jawa Tengah ini masih ‘tidur’. Sehingga harus segera ‘dibangunkan’ agar tidak ‘gelagapan’ menghadapi era persaingan,” ungkapnya.

Pemilik lembaga Ajang UKM Representatif yang Asah Asih dan Asuh (Aura3) ini melihat, kultur masih menjadi persoalan dalam mendorong keberanian para calon entrepreneur maupun pelaku UMKM di Jawa Tengah. Soal keberanian, jelasnya, pelaku UMKM di Jawa Tengah sangat berbeda dengan pelaku UMKM di Jawa Timur. "Jawa Timur –kebetulan-- passion-nya memang ‘bonek’ (bondo nekat). Para pelaku UMKM-nya pun berani gagal untuk bisa maju,” tegasnya.