REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri (BSM) menargetkan pertumbuhan produk gadai dan cicil emas sebanyak lebih dari 20 persen sepanjang tahun ini. Produk gadai dan cicil emas merupakan salah satu produk unggulan BSM pada tahun ini.
Senior Executive Vice President (SEVP) BSM, Niken Andonowarih mengaku bersyukur di tengah kondisi perbankan yang penuh tantangan, produk-produk ritel BSM terus tumbuh positif.
"Saat ini produk gadai dan cicil emas BSM masih menjadi market leader di perbankan syariah. Secara year on year produk gadai dan cicil emas tumbuh 29 persen year on year (yoy)," ujar Niken kepada Republika, Ahad (21/5).
Niken menuturkan, pada Maret 2016 omset gadai dan cicil emas mencapai Rp 1,64 triliun. Adapun outstanding posisi Maret 2017 mencapai Rp 2,1 triliun atau tumbuh sebesar 29 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016 (year on year).
Dari nilai tersebut, gadai emas memiliki komposisi sebesar 80 persen, sedangkan cicil emas sebanyak 20 persen. Masih sedikitnya komposisi produk cicil emas dikarenakan masyarakat masih kurang memahami keuntungan dari investasi di emas. Untuk itu, pihaknya terus mengupayakan edukasi dan sosialisasi mengenai produk cicil emas ini.
Menurut Niken, pertumbuhan produk gadai dan cicil emas ini dapat menyentuh double digit atau di atas 20 persen hingga akhir tahun. Sedangkan nilai fee based income yang bisa didapatkan dari produk gadai emas ditargetkan sebesar Rp 350 miliar hingga akhir tahun 2017, dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 240 miliar.
“Insya Allah, dengan program sosialisasi serta promosi terus menerus dan diimbangi dengan ketersediaan infrastruktur yang memadai, kami yakin produk gadai dan cicil emas dan produk ritel BSM lainnya akan terus tumbuh positif," kata Niken.