REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas yang masih dalam tren penurunan membuat bisnis emas di sejumlah bank syariah pun melemah. Salah satunya adalah produk investasi cicil emas milik BNI Syariah.
Tercatat pada perdagangan hari ini, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik Rp 3.000 menjadi Rp 588 ribu per gram, naik dari Jumat akhir pekan kemarin, yang seharga Rp 585 ribu per gram. Harga tersebut masih lebih kecil dari harga emas pada tahun lalu yang sempat mencapai Rp 600 ribu per gram.
Adanya penurunan harga emas ini dinilai kurang prospektif untuk mendorong produk gadai dan cicil emas di bank syariah. Direktur Bisnis Konsumer BNI Syariah Dhias Widhiyati menyebutkan, pada tahun ini untuk produk gadai dan cicil emas belum ada pertumbuhan signifikan.
"Karena fokus bisnis kami tidak di sana," ujar Dhias pada Republika, Senin (22/5).
Tren penurunan harga emas menjadi salah satu alasan BNI Syariah tidak fokus pada bisnis ini. Pemimpin Divisi Konsumer dan Kartu Pembiayaan BNI Syariah Fransiska Siswantari menjelaskan, kondisi ini masih tidak berbeda jauh dengan tahun lalu. BNI Syariah tidak menjadikan pembiayaan gadai dan cicil emas sebagai produk unggulan untuk pembiayaan konsumtif.
Tercatat posisi gadai emas (rahn) BNI Syariah pada kuartal I 2017 tumbuh sebesar 18,8 persen dibandingkan posisi Desember 2016, sedangkan posisi cicil emas turun sebesar 15,5 persen dibandingkan posisi Desember 2016.
Melihat kecilnya pencapaian ini, pihaknya tidak menetapkan target khusus untuk rahn dan cicil emas, namun targetnya tergabung dengan produk pembiayaan konsumtif secara keseluruhan. "BNI Syariah tidak fokus kepada produk tersebut, karena produk unggulan masih griya/KPR," kata Fransiska.
Kendati begitu, apabila harga emas dalam tren peningkatan di masa mendatang, ia menilai bisnis gadai dan cicil emas ini dapat menjadi salah satu pendorong peningkatan pembiayaan konsumtif ritel di BNI Syariah, dengan melakukan upaya pemasaran yang lebih agresif kembali.