Kamis 25 May 2017 20:24 WIB

Setop Stigma Soal Ledakan Bom di Kampung Melayu

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Aparat kepolisian berjaga di lokasi ledakan bom Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (25/5).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Aparat kepolisian berjaga di lokasi ledakan bom Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikiater departemen kesehatan jiwa masyarakat Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan (Grogol) Jakarta dr Nova Riyanti Yusuf, SpKJ meminta masyarakat untuk menghentikan stigma mengenai siapa pelaku pengeboman di Kampung Melayu, Rabu (24/5) kemarin dan apa motifnya.

"Ini bisa jadi konflik kepentingan," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (25/5).

Ia mengatakan motif pengeboman belum diketahui hingga kini. Ia menganalisis bisa jadi pelaku melakukannya bukan dengan kesadaran penuh melakukan ini atau dalam kondisi tidak mempunyai kesadaran tentang dirinya. 

Meski bukan gangguan jiwa, tetapi bisa jadi keyakinan buta, radikalisme. Namun lagi-lagi ia meminta agar masyarakat tidak terburu-buru menilai bahwa ini pasti gerakan jihad. Kemudian jadi menanamkan ke diri bahwa ada kelompok yang tidak benar. 

"Seperti pengeboman nuklir itu kan bukan kelompok agama yang melakukannya. Kita harus berpikiran terbuka siapapun bisa melakukannya," katanya.

Seperti diketahui pengeboman di Kampung Melayu, Jakarta telah menghebohkan Indonesia bahkan dunia. Hingga kini polisi masih menyelidiki kasus ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement