REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyambut bulan suci Ramadhan, Pocky, stick biscuit asal Jepang, menggelar kampanye #PockyinMyPocket.
“Melalui kampanye #PockyinMyPocket, kami ingin menjadi solusi dan teman terbaik saat berbuka puasa, menemani perjalanan mudik hingga saat berkumpul bersama teman-teman di hari Lebaran nanti. Dengan kekayaan rasa premium, bentuk stik yang khas tanpa remah, tidak membuat tangan kotor, kemasan praktis dan halal, menjadikan Pocky biscuit yang paling cocok dinikmati saat berbuka puasa dan Lebaran nanti” Ujar Kei Tasaki, Direktur Marketing Glico Indonesia, dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (29/5).
Dijelaskan, Pocky dengan teknologi khusus yang menjadikan Pocky biskuit unik tanpa remah (no crumbs), pas dibawa dalam kantong (pocketable), dan cocok untuk dibagi dan dinikmati bersama (shareable). Selain itu, tidak perlu lagi khawatir memikirkan tangan yang kotor karena di bagian bawah stik Pocky terdapat bagian biskuit yang tidak terkena lapisan cokelat sehingga tangan akan tetap bersih.
"Bentuk biskuit stik Pocky yang khas, memudahkan masyarakat Indonesia untuk berbagi Pocky dengan keluarga, teman-teman dan orang terdekat lainnya. Berbuka bersama sembari curhat tentang serunya aktivitas ngabuburit sebelum berbuka, dapat meningkatkan kebersamaan dan menambah kebahagiaan, sesuai dengan tujuan Glico, share happiness!," kata dia.
Agar dapat berbagi kebahagiaan lebih luas dengan masyarakat Indonesia, Pocky telah memegang sertifikat Halal dari CICOT Thailand sejak awal hadir di Indonesia pada tahun 2014 dan juga telah mengantongi sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk seluruh merek produk yang telah dan sedang dijual di Indonesia, yakni Pocky, PRETZ dan Pejoy.
Agar masyarakat Indonesia lebih yakin dan tenang dalam mengkonsumsi produk, mulai pertengahan tahun 2017 Pocky akan menambahkan logo Halal pada seluruh kemasan yang sedang dan akan dijual di seluruh Indonesia.
Seperti diketahui belanja global untuk produk makanan halal meningkat 10.8 persen pada 2016. Indonesia tercatat sebagai negara teratas dalam konsumsi produk makanan halal dengan nilai pasar sebesar US $190 miliar.