Senin 29 May 2017 20:12 WIB

Siapkan Kompetensi Anak Abad 21 tak Butuh Teknologi

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Gita Amanda
Kepala Puspendik Kemdikbud Prof. Nizam (dari kiri) bersama Co-Founder Provetic Robby Muhammad menjadi narsumber saat diskusi
Foto: Republika/ Wihdan
Kepala Puspendik Kemdikbud Prof. Nizam (dari kiri) bersama Co-Founder Provetic Robby Muhammad menjadi narsumber saat diskusi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut sekolah tidak perlu teknologi canggih untuk siapkan kompetensi anak abad 21 pada siswa. Salah satu kuncinya terletak pada guru yang menginspirasi.

Kepala Puspendik Kemendikbud, Nizam di Jakarta, beberapa waktu lalu mengatakan salah satu kunci menyiapkan anak abad 21 terletak pada guru yang terinspirasi dan mengispirasi. Ia mengingatkan, setiap anak masih butuh bermain lumpur, olahraga dan lain-lain. Sehingga, tidak perlu menjejalkan berbagai pengetahuan dan kebutuhan teknologi pada anak-anak.

"Jangan terjebak bahwa tanpa teknologi, tak bisa maju," kata Nizam, Senin (29/5).

Nizam mengingatkan, hasil tujuan pembelajaran harus mengacu pada standar. Artinya, sesuai dengan konsep lingkungan anak-anak.

Menurutnya lingkungan di sekolah yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah misalnya, memiliki sumber daya pembelajaran luar biasa daripada sekolah di DKI Jakarta. Ia menyebut, sekolah di pedalaman tidak selalu kalah bersaing dengan sekolah yang ada di kota.

"Sumber daya itu harus jadi pembelajaran dimanfaatkan dengan baik, harus diapresiasi anak-anak," ujar dia.

Setiap guru, menurutnya, harus bisa memicu keingintahuan anak-anak sejak kelas I Sekolah Dasar (SD). Sebab, ia meyakini, apa yang dipelajari bisa menginspirasi kehidupan anak tersebut. Sehingga, Nizam mengatakan, guru dan sekolah harus mampu menyiapkan setiap anak dengan kemampuan abad 21. Kemampuan tersebut antara lain, komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta kreatif dan inovatif.

Nizam mengingatkan, menjelajahi ilmu pengetahuan tetap dari guru, bukan teknologi. Selain itu, guru juga memiliki tugas untuk membantu anak menjelajahi potensinya. Artinya, guru harus mampu mengapresiasi dan mendorong anak untuk terus maju.Menurut Nizam, yang disebut juara kelas, bukan hanya pandai matematika tetapi juga bermain seperti kelereng. Sehingga, setiap anak memiliki kesempatan dan keinginan untuk mengembang potensinya dengan baik. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement