Rabu 31 May 2017 21:53 WIB

Duterte Cela Chelsea Clinton dengan Kisah Lewinsky

Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Foto: AP
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Rabu (31/5) mencela putri mantan presiden AS Bill Clinton, yang mengecamnya atas lelucon pemerkosaan. Duterte mempertanyakan apakah ia sama marah dengan perselingkuhan ayahnya dengan pegawai magang Gedung Putih.

Duterte marah pada kicauan Chelsea Clinton pada akhir pekan lalu bahwa ia adalah penjahat pembunuh tanpa memperhatikan hak asasi manusia. Pernyataan perkosaan Duterte itu muncul saat pidato pada Jumat untuk meyakinkan tentara ia akan bertanggung jawab penuh atas serangan balik terhadap keadaan darurat yang diberlakukannya pada pekan lalu di pulau Mindanao.

Ia menyatakan tidak akan menenggang pelanggaran tapi bercanda jika ada prajurit memerkosa tiga wanita, "Saya akan mengakuinya, itu urusan saya". Pemimpin garang itu terkenal dengan tanggapan dianggap keras oleh beberapa orang, namun dianggap enteng oleh banyak orang Filipina.

Baca: Duterte Bercanda Soal Pemerkosaan di Hadapan Tentara

Dengan mengacu pada keterlibatan Bill Clinton dengan pegawai magang Monica Lewinsky pada 1990-an, ia menyerang balik Chelsea Clinton dan menyatakan berbicara tajam tentang pemerkosaan bukan lelucon. "Saya tidak bercanda, saya bersikap keras," kata Duterte dalam pidato kepada perwira angkatan laut.

"Saya akan memberitahunya. Saat ayahmu, presiden Amerika Serikat, 'menggarap' Lewinsky ... gadis di Gedung Putih itu, bagaimana perasaanmu? Apakah kamu menampar ayahmu?" katanya.

Perselingkuhan itu mengakibatkan Bill Clinton dimakzulkan DPR pada 1999. Ia kemudian dibebaskan Senat dan menyelesaikan masa jabatan keduanya pada 2001.

Itu bukan pertama Duterte bercanda tentang pemerkosaan. Ia menyebabkan kemarahan menjelang kemenangannya pada pemilihan presiden tahun lalu saat ia mengenang kerusuhan di penjara pada 1989, tempat seorang penginjil Australia terbunuh dan narapidana berbaris untuk memerkosanya.

Dalam yang dimaksudkan sebagai lelucon, Duterte mengatakan korban itu cantik dan sebagai wali kota Davao, tempat kerusuhan tersebut terjadi, ia seharusnya mengantre terdepan. Ia kemudian meminta maaf dan mengatakan tidak bermaksud tidak menghormati perempuan atau korban pemerkosaan.

Baca: Pernyataan Kontroversial Duterte Soal Pemerkosaan Dikecam

Duterte dikenal dengan gaya tidak resmi, tidak masuk akal dan pidatonya sering bermuatan berlebihan, kata kotor, ancaman dan lelucon tentang masalah terlarang. Duterte mengatakan tentara Amerika melakukan pemerkosaan di luar negeri, termasuk di Filipina. Dia menyebut kejadian pada 2005, yang melibatkan seorang marinir yang lolos dari hukuman 40 tahun penjara dengan menyelesaikan perkaranya di luar pengadilan.

"Kejahatan itu betul-betul dilakukan tentara, kebanyakan orang Amerika Serikat di Okinawa," katanya merujuk pada beberapa perkosaan melibatkan serdadu Amerika Serikat yang ditempatkan di Jepang beberapa tahun belakangan.

"Tapi, kami tidak pernah mendengar tentang orang Filipina. Tapi, saya memperingatkan mereka apa pun mereka lakukan, saya harus menjawabnya. Saya bertanggung jawab penuh atas kebodohanmu. Saya berbicara tajam," ujar Duterte.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement