Ahad 04 Jun 2017 19:02 WIB

Cerita TGB Tentang Masjid Salman ITB

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Masjid Salman ITB
Foto: Republika/Edi Yusuf
Masjid Salman ITB

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur NTB,TGH M Zainul Majdi memberikan ceramah di Masjid Salman ITB dalam rangkaian acara talkshow inspirasi Ramadhan (Irama) sekitar pukul 16.30 WIB, Ahad (4/6). Di awal-awal sambutannya, lelaki yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini menceritakan perkenalan dirinya dengan (masjid) Salman ITB.

"Saya bersyukur bisa hadir di Masjid Salman ITB. Masjid ini membuat adik-adik meletakan diri dalam proses pembangunan umat (Islam) di Indonesia yang luar biasa," ujarnya kepada ratusan jamaah di masjid tersebut yang mayoritas adalah mahasiswa.

Dia menuturkan, saat masih mengenyam pendidikan pesantren di Pancor, Lombok Timur memiliki seorang teman bernama Supratman yang sering berkunjung ke Pulau Jawa, Jakarta, dan Bandung. Kemudian saat pulang ke Lombok, teman tersebut membawa buku Cendikiawan, Imaduddin Abdulrahim.

Menurutnya, bersama temannya tersebut ia sering membaca tulisan-tulisan pendiri Masjid Salman ITB itu. Lantas, dari bacaaannya, Gubernur NTB yang sudah menjabat periode kedua ini memiliki pandangan jika berjuang untuk Islam itu tidak mesti berangkat dari pondok pesantren. Akan tetapi bisa dari universitas.

"Maka (patut) bersyukur (saudara-saudara) bisa menjadi bagian dari institusi luar biasa seperti ITB," ungkapnya. Apalagi perguruan tinggi di daerah Jawa menjadi idaman bagi seluruh orang di penjuru Indonesia.

"Bang Imad itu hebat bukan karena di ITB, tapi karena mendapat gemblengan Masjid Salman," ungkapnya. Zainul Majdi menambahkan, semangat yang muncul dari buku tersebut adalah bagaimana tauhid tidak hanya kokoh di hati dan tajam di lidah akan tetapi juga membangun peradaban.

"Saya berharap semangat bang Imad yang tertuang dalam buku bisa diwarisi dan lahir ide kreatif untuk terus menghadirkan Islam yang terbaik. Itu yang menbuat saya bersyukur bisa hadir disini menjadi keluarga besar (Salman)," ungkapnya.

Ia menambahkan, berdasarkan pendapat ahli tafsir poros utama umat itu berada di masjid. Oleh karena itu, apa yang dilakukan di Masjid Salman ITB oleh siapapun yang tengah belajar harus betul-betul dihargai sebagai proses pembelajaran.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement