Senin 05 Jun 2017 19:21 WIB

Presiden Minta Kementan Tingkatkan Produksi Holtikultura

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Petugas menata produk holtikultura di salah satu pasar swalayan di Jakarta,Rabu (25/2).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menata produk holtikultura di salah satu pasar swalayan di Jakarta,Rabu (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi holtikultura. Produk pangan ini dinilai sangat penting untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok.

"Beliau (Presiden Joko Widodo) memanggil menanyakan masalah kondisi harga yang sejauh ini stok pangan masih aman. Kemudian program ke depan kita fokus pada hortikultura dan perkebunan, akan disiapkan," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Istana Negara, Jakarta, Senin (6/6).

Menurut Amran, beberapa bibit pangan holtikultura yang akan dikembangkan untuk produksi pertanian di antaranya adalah pala, lada, kakao, dan cengkeh. Produksi pangan ini dipersiapkan selain untuk konsumsi dalam negeri, juga untuk diekspor.

Bibit-bibit ini rencananya akan diproduksi dari dalam negeri hasil penelitian dosen dan mahasiswa pertanian. Hal tersebut untuk menghindari adanya bibit holtikultura yang jelek hasil dari impor.

Untuk daerah produksi, Amran menyebut bahwa Kementan telah menyiapkan sejumlah daerah yang cocok untuk produksi pangan tersebut.‎ Misalnya di Maluku yang kaya akan rempah-rempah akan kembali dikembangkan sehingga produksi di daerah tersebut lebih banyak. Kemudian daerah di Provinsi Sulawesi Barat yang kaya akan kakao.

Selain itu, ‎bawang putih yang termasuk produk holtikultura juga akan dikembangkan produksinya. Sebab, selama ini pemerintah sangat bergantung dengan impor yang kerap membuat harga bawang putih melambung.

"Bawang putih ini sekarang kita pun sebenarnya impor hanya 500 ribu ton itu butuh lahan 60 ribu hektare," ujar Amran. Untuk bawang, pemerintah menyiapkan Temanggung sebagai salah satu daerah penanaman.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement