Selasa 06 Jun 2017 08:32 WIB

Djadjang Pamit Mundur kepada Pemain Persib

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andri Saubani
 Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman diangkat para pesepakbola Persib Bandung usai mengalahkan Persipura Jayapura dengan adu pinalti dalam final Liga Super Indonesia (LSI) 2014 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Jumat (7/11).(Antara/R
Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman diangkat para pesepakbola Persib Bandung usai mengalahkan Persipura Jayapura dengan adu pinalti dalam final Liga Super Indonesia (LSI) 2014 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Jumat (7/11).(Antara/R

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Kekalahan Persib dari Bhayangkara FC pada Ahad (4/6) lalu, ternyata berbuntut panjang. Pelatih Maung Bandung Djadjang Nurdjaman secara lisan mengatakan mundur kepada pemain-pemain Persib dan kepada manajer, Umuh Muchtar. "Iya (Djadjang mundur) secara lisan dia bilang begitu. Dia pamit kepada pemain. Dia rangkul saya ketika di ruang ganti meminta maaf," kata Manajer Persib Umuh Muchtar, di kediamannya di daerah Kiara Condong, Bandung, Senin (5/6) malam WIB.

Umuh menceritakan bahwa suasana begitu sulit di ruang ganti Persib pascalaga lawan The Guardian. Ketika sempat ricuh dan suporter masuk ke lapangan, pemain, pelatih, dan termasuk manajer mendapatkan hujatan dengan kata-kata yang tidak pantas. Beberapa pemain, kata Umuh, ada yang sampai tak kuat menahan tangis.

Djadjang pun sempat meminta maaf kepada Umuh mengenai apa yang terjadi terhadap tim mereka. Saat itu, kata Umuh, Djadjang mengutarakan niatan mundur dari kursi pelatih. Djajang juga memperlihatkan pesan keberatan dari keluarganya perihal dia yang setiap hari mendapatkan hujatan melalui sosial media dan pesan-pesan singkat. Hal itu membuat keluarganya meminta Djadjang mengakhiri kariernya sebagai peracik strategi Si Pangeran Biru.

Namun, Umuh sebagai manajer menilai langkah Djadjang ingin mundur bukan langkah tepat. Hal itu menurut dia, malah akan semakin membuat kehancuran buat Persib. Sebab, kesalahan yang ada saat ini bukan lantaran kinerja buruk pelatih, akan tetapi kondisi tim yang tidak punya striker mumpuni untuk membantu tim meraih banyak kemenangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement