REPUBLIKA.CO.ID, RAQQA – Syrian Democratic Forces (SDF) yang didukung Amerika Serikat (AS) mengatakan, pihaknya telah meluncurkan sebuah operasi untuk mengambil alih Raqqa, ibu kota de facto ISIS. Juru bicara SDF Talal Silo mengatakan, pertempuran yang dimulai pada hari Senin berlangsung sengit. "Ini terjadi karena Daesh siap mati untuk mempertahankan Raqqa," katanya, Selasa, (6/6).
Serangan di Raqqa, Suriah tersebut bersamaan dengan tahap akhir serangan untuk merebut kembali Kota Mosul di Irak dari dari ISIS. Serangan di Mosul juga didukung oleh AS.
ISIS merebut Raqqa dari kelompok pemberontak pada 2014 dan telah menggunakannya sebagai basis operasi untuk merencanakan serangan di Barat. Silo mengatakan, serangan ke Raqqa tersebut dimulai dari utara, timur dan barat kota, yang berbatasan dengan selatan oleh Sungai Efrat.
Komandan Kampanye Raqqa, Rojda Felat mengatakan, SDF menyerang distrik al-Mishlab di pinggiran tenggara kota. Ini membenarkan laporan sebelumnya oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. "Koalisi memiliki peran besar dalam keberhasilan operasi. Selain pesawat tempur, ada pasukan koalisi yang bekerja berdampingan dengan SDF,” kata Silo.
Koalisi yang dipimpin AS mengatakan, pertarungan untuk merebut Raqqa akan panjang dan sulit. Namun pertarungan ini akan memberikan pukulan kuat terhadap ISIS