Rabu 07 Jun 2017 05:57 WIB

Penduduk Gaza Khawatirkan Dampak Negatif Krisis Qatar

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Andri Saubani
Perempuan Palestina membawa barang di tengah reruntuhan gedung di Jalur Gaza.
Foto: Reuters
Perempuan Palestina membawa barang di tengah reruntuhan gedung di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Sejumlah warga Jalur Gaza, Palestina, dan lembaga kemanusiaan mengungkapkan kekhawatiran terkait memburuknya hubungan diplomatik Qatar dengan sejumlah negara Arab. Alasannya, Qatar merupakan salah satu negara yang memberikan donasi terbesar untuk warga-warga di wilayah pendudukan Israel atas Palestina tersebut.

Sekretaris Jenderal Norwegian Refugee Council, Jan Egeland, mengungkapkan, Pemerintah Qatar merupakan salah donatur dan investor terbesar untuk pembangunan kembali wilayah Palestina tersebut. Jan menuturkan, Qatar banyak memberikan bantuan dana untuk pembangunan kembali infrastuktur dan jalan.

“Qatar merupakan investor yang penting untuk Gaza dan memberikan kontribusi yang cukup besar dengan rencana pembangunan kembali Gaza. Setelah kondisi itu (memburuknya hubungan diplomatik Qatar dengan sejumlah negara Arab), mungkin akan menjadi lebih sulit (Qatar memberikan bantuan),'' kata Jan seperti dikutip Al Jazirah, Rabu (7/6).

Qatar memang dikenal sebagai salah satu donatur terbesar dalam memberikan bantuan terhadap warga-warga di Jalur Gaza. Bantuan tersebut berupa proyek-proyek kemanusiaan untuk sekitar dua juta orang yang tinggal di Jalur Gaza. Terlebih, pascablokade yang dilakukan Pemerintah Israel.

Pun saat Jalur Gaza luluh lantak akibat agresi Israel selama 50 hari pada 2014 silam. Pada saat itu, Pemerintah Qatar lewat sejumlah lembaga kemanusiaan menyalurkan bantuan berupa pembangunan kembali ribuan tempat tinggal, jalan, dan rumah sakit.

Namun, seiring dengan adanya krisis hubungan diplomati antara Qatar dengan negara-negara Arab, kekhawatiran muncul terkait kelanjutan pemberian bantuan dari Qatar tersebut. “Jika hal itu benar-benar terjadi dan Qatar berhenti memberikan bantuan, maka kondisi tersebut akan berdampak pada warga Gaza. Terutama, karena Qatar telah memberikan begitu banyak bantuan dalam proyek rekonstruksi usai perang dan konflik, lewat berbagai kegiatan kemanusian,” kata salah satu warga Gaza, Ahmed Rezeq (25 tahun), kepada Al Jazirah.

Sebelumnya, sejumlah negara-negara Arab, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Yaman, Libia, dan Bahrain, memutuskan untuk membekukan hubungan diplomatik dengan Qatar. Pasalnya, Qatar dianggap memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok radikal keagamaan, teroris, dan gerakan-gerakan sektarian.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement