REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengatakan ada pertemuan dengan sejumlah pemimpin partai politik di kediamannya di komplek Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (7/6) malam. Dia mengakui pertemuan itu membahas banyak hal, termasuk pembahasan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Umum (RUU Pemilu).
"Kalau orang partai ketemu, ya, ngomongin macam-macam. Kenapa sekarang gaduh, kenapa sekarang kesenjangan semakin lebar, semua juga dibahas. Apakah pemilu ini sudah benar sesuai Pancasila, apakah sudah sesuai apa perlu diluruskan kembali," kata dia di rumahnya, Kamis (8/6) malam.
Ketua MPR ini mengatakan pertemuan itu hanyalah untuk silaturahim yang dikemas dengan buka puasa bersama. Dia menyebutkan ada sekitar 60-an orang yang hadir dalam acara buka puasa bersama itu. Beberapa di antaranya petinggi partai politik.
Namun, dia enggan menyebut siapa petinggi partai yang hadir. "Hampir semua (petinggi partai), ada yang datang, ada yang enggak," ujar Zulkifli.
Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Eddhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas tidak membantah adanya pertemuan tersebut. Ibas turut hadir dalam pertemuan itu.
Ia juga tidak menampik silaturahim para petinggi parpol antara PAN, PKB, Gerindra, Hanura, Demokrat, PKS, dan PPP turut membahas lima isu krusial di RUU Pemilu.
Lima poin isu krusial Rancangan Undang-undang Pemilu yakni ambang batas parlemen, ambang batas presiden, metode konversi suara, sistem Pemilu dan alokasi kursi per daerah pemilihan.
Pada rapat Kamis malam, pembahasan lima isu krusial dalam RUU Pemilu kembali tertunda. Hal ini setelah Rapat Pansus RUU Pemilu dan Pemerintah melalui forum lobi-lobinya sepakat menunda pembahasan hingga Selasa (13/6) pekan depan.
(Baca juga: Pembahasan Lima Isu Krusial Pemilu Kembali Ditunda)