REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memberikan dan menerima pelajaran. Setidaknya, itu pesan yang dimaksudkan Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Dede Rosyada, khususnya kepada dosen-dosen di kampusnya.
Ia mengaku tidak masalah, apalagi melarang dosen-dosennya untuk memberikan khutbah di dalam atau luar kampus. Tentu itu bukanlah sesuatu yang aneh, mengingat UIN Syarif Hidayatullah merupakan lembaga pendidikan tinggi agama.
Pengajarnya, pasti menguasai materi yang diajarkan dan besar kemungkinan sebagai pengajar terbiasa tampil di depan orang. Tapi, seringnya memberikan khutbah ada pula kekurangannya, apabila pengkhutbah itu menjadi jarang mendengarkan khutbah.
Untuk itu, Dede berpesan kepada dosen-dosen di kampusnya, agar tidak lupa mendengarkan khutbah selain berkhutbah. Ia menilai, itu merupakan sikap yang sangat baik, terutama demi menjaga kesombongan agar tidak hinggap di dalam diri.
"Boleh khutbah 50 kali setahun, tapi wajib setidaknya empat kali mendengarkan khutbah orang lain," kata Dede saat memberi sambutan di seminar Prospek Laku Pandai Perbankan Dalam Pengembangan Zakat Indonesia di UIN, Rabu (7/6).
Ia mengingatkan, mendengarkan orang lain bisa memberikan pelajaran yang baik kepada diri sendiri, tidak terkecuali bagi mereka yang sering memberikan khutbah. Menurut Dede, mendengarkan bisa sekaligus mengoreksi kekurangan di diri sendiri.
"Sebab, mudah jadi pembicara yang baik, tapi pasti tidak mudah menjadi pendengar yang baik," ujar Dede.