Sabtu 10 Jun 2017 14:43 WIB

Try Sutrisno: Tak Mungkin Adhyaksa Dault Anti-Pancasila

Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault (kiri berbaju Pramuka) dan Wakil Presiden keenam Indonesia, Try Sutrisno (kanan berbaju batik).
Foto: Dokumen pribadi
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault (kiri berbaju Pramuka) dan Wakil Presiden keenam Indonesia, Try Sutrisno (kanan berbaju batik).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden keenam Indonesia, Try Sutrisno (82 tahun) meyakini, tuduhan kepada Adhyaksa Dault sebagai anti-Pancasila tidak benar. Sebab, ia mengenal Adhyaksa Dault sangat dekat. Pernyataan ini disampaikannya setelah ia berceramah dalam buka puasa bersama Kwarnas, di Cibubur, Jakarta (9/6/2017).

“Saya kenal sangat dekat dengan Adhyaksa. Dan saya yakin, dia tidak anti-Pancasila. Jadi, janganlah sampai ada isu yang memakai Pancasila ini untuk mendiskreditkan seseorang. Pancasila ini akan kita bangun bersama-sama," kata Tri Sutrisno.

Menurut Jenderal (Purn) Try Sutrisno, seluruh bangsa ini untuk instrospeksi, yang selama ini kendor, kurang giat. "Mari sekarang ini. Dalam saat sekarang inilah momentum yang baik, untuk kita refresh kembali, mengaktualisir kembali pemahaman, penghayatan dan pengamalan Pancasila ini.  Jangan sampai kita larut sebagai bangsa, sehingga kita bercerai-berai. Kita bisa bangkrut. Kalau kita mau membangun, bangun lagi. Kita kembalikan Pancasila ini dijadikan landasan yang utama. Kalau tadi soal tuduhan-tuduhan itu saya kira tidak usah ya. Menuduh itu gampang, tapi jangan gampang menuduhlah. Saya yakin Pak Adhyaksa tidak. Pramuka itu tempat menggodok pemuda. Pemuda di mana? Pemuda di masa depan. NKRI harga mati dan pancasila ini."

Try Sutrisno juga menyebut, Adhyaksa tidak melakukan sesuatu yang merugikan negara. Justru sebaliknya, melalui Pramuka banyak hal yang sudah ia berikan bagi bangsa dan negara. Karena Pramuka adalah bentengnya NKRI dan Pancasila.

"Kalau ada yang bilang (Adhyaksa Dault) anti-Pancasila saya kira salah alamat. Yang ada justru Pramuka sudah banyak memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara melalui pendidikan karakternya,” jelas Try Sutrisno yang juga anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.

Sebagai Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila, Try Sutrisno meminta kepada Pramuka di seluruh Indonesia untuk bahu-membahu menyosialisasikan pentingnya Pancasila bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dan ia berharap Pramuka selalu memberikan contoh yang baik di lingkungannya.

Sebelumnya, tuduhan Adhyaksa Dault anti-Pancasila disampaikan seorang Pejabat negara. Tuduhan itu muncul setelah Adhyaksa hadir sebagai undangan dalam acara HTI tahun 2013 lalu. Padahal, tidak ada kata-katanya yang menyebut dirinya anti Pancasila.

Adhyaksa Dault sendiri sudah menjelaskan kehadirannya di acara HTI tahun 2013 adalah sebagai undangan. Dalam videonya di media sosial dan beberapa wawancara, Adhayaksa Dault menjelaskan sebagai berikut.

“Itu video empat tahun lalu, sekarang tahun 2017, sudah pernah saya jelaskan soal video itu, sekarang diramaikan kembali. Saya tegaskan, saya bukan simpatisan, apalagi anggota HTI. Saya mendukung kegiatan keagamaan, tapi saya menolak gerakan apapun yang bertujuan mengganti Pancasila dan NKRI. Sebagai muslim, saya sampaikan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah meminta kita mendirikan negara Islam. Saya marah, tapi sebenarnya saya sedih sekali dituduh seperti ini. Tahun 1999, saat orang bicara negara federasi, saya sebagai Ketua Umum KNPI mengajak tokoh-tokoh mendeklarasikan NKRI harga mati, dan deklarasi itu masih ada di kantor KNPI sebagai saksi sejarah. Saya juga meminta sahabat saya, Dharma Oratmangun membuat lagu berjudul; Jangan Robek Merah Putihku,” terang Adhyaksa.

“Kakek saya mengibarkan merah putih pada 23 Januari 1945 di Gorontalo, ini sebelum proklamasi, keluarga istri saya adalah keluarga TNI, keluarga kami keluarga polisi dan keluarga jaksa. Adik kakek saya dibunuh karena mempertahankan Pancasila di Sulawesi, ditembak dia, sebelum ditembak dia shalat dulu. Soal rekam jejak saya, silahkan cek saat saya di Al Azhar, SMA 3, Trisakti, IPB, KNPI, Menpora dan Pramuka. Saya marah, tapi sebenarnya saya sedih sekali dituduh seperti ini, banyak berita sepihak yang saya tidak diwawancarai. Banyak sahabat-sahabat saya menyarankan agar saya sabar saja, dan itu yang saya jalankan sekarang,” tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement